Moskow (ANTARA News) - Pemimpin Libya Muammar Gaddafi pada Sabtu mengatakan dalam siaran langsung pidatonya di televisi bahwa ia masih siap untuk pembicaraan damai dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dalam pidato tersebut, Gaddafi juga menyatakan tidak berencana untuk mundur dari posisinya.

Penguasa yang memerintah Libya selama 41 tahun itu mengatakan ia hanya akan menyepakati gencatan senjata bila semua pihak dalam konflik melakukannya, bukan hanya tentaranya.

"Libya hingga kini masih siap melakukan gencatan senjata ... namun gencatan senjata tidak bisa sepihak," kata Gaddafi.

"Kami adalah yang pertama menyambut gencatan senjata dan kami juga yang pertama menerima hal itu ... namun serangan pasukan NATO tidak dihentikan," katanya.

Beberapa tawaran serupa yang sebelumnya diajukan pemerintah Libya tidak pernah diterapkan atau segera dilanggar.

Kelompok pemberontak telah bertempur sejak pertengahan Februari guna mengakhiri rezim Gaddafi. Pergolakan di negara Afrika UTara tersebut telah merengut ribuan nyawa, sementara tentara Gaddafi masih terus menjaga kemampuan tempurnya meskipun NATO semakin intensif melakukan serangan udara terhadap mereka.

Pasukan NATO mengatakan sebuah resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa mengizinkan mereka untuk penyerang titik-titik instalasi pemerintah guna melindungi warga sipil Libya; namun dukungan itu belum membuahkah hasil untuk menjatuhkan Gaddafi.

Rencana NATO adalah menekan Gaddafi hingga pasukannya berhenti menyerang warga sipil, kata juru bicara NATO Carmen Romero, Jumat.