FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Selasa, 24 Mei 2011

AS: Kadhafi Harus Tinggalkan Libya

Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Timur Dekat Jeffrey Feltman
Benghazi, Libya (ANTARA News) - Moamer Kadhafi "harus meninggalkan kekuasaan dan Libya", kata AS dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin ketika utusan Washington melakukan pembicaraan di markas pemberontak di Benghazi.

Selama kunjungan tiga hari, Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Timur Dekat Jeffrey Feltman, yang tiba Minggu, mengadakan pertemuan dengan para pemimpin kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional, termasuk ketuanya, Mustafa Abdul Jalil, demikian AFP melaporkan. 

"Kunjungan Feltman adalah isyarat lain mengenai dukungan AS bagi NTC, mitra bicara yang sah dan terpercaya bagi rakyat Libya," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perwakilan AS untuk dewan pemberontak tersebut.

"AS tetap berkomitmen melindungi penduduk sipil Libya dan percaya bahwa Kadhafi haru meninggalkan kekuasaan dan Libya," katanya.

"Rakyat Libya, seperti rakyat di mana pun, berhak menentukan masa depan mereka sendiri dan AS akan terus mendukung mereka dan bekerja sama dengan NTC dalam upaya ini," tambahnya.

Pemimpin pemberontak Libya Mustafa Abdul Jalil menyebut Kadhafi sebagai "sasaran sah" bagi pasukan NATO.

"Kadhafi adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata, ia satu-satunya orang yang mendorong setiap orang untuk berperang. Maka kami berpendapat bahwa dibenarkan ia menjadi sasaran sah," kata Jalil pada jumpa pers ketika berkunjung ke London beberapa waktu lalu.

NATO berulang kali menekankan bahwa mereka tidak berusaha secara langsung untuk membunuh Kadhafi dalam operasi serangan udara terhadap pasukannya, namun memperingatkan bahwa pasukan mereka akan menyerang "pusat-pusat kendali dan komando" Libya meski di dalamnya ada Kadhafi.

Libya kini digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada 17 Maret.

Sebanyak 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadap Libya.

Aliansi 28 negara itu sejak 31 Maret juga memimpin serangan-serangan udara terhadap pasukan darat rejim Kadhafi.

Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Moamer Kadhafi, yang membuat marah Barat.

Selama beberapa waktu hampir seluruh wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Kadhafi setelah pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Namun, pasukan Kadhafi kemudian dikabarkan telah berhasil menguasai lagi daerah-daerah tersebut.

Ratusan orang tewas dalam penumpasan brutal oleh pasukan pemerintah dan ribuan warga asing bergegas meninggalkan Libya pada pekan pertama pemberontakan itu.

Kadhafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa. Kadhafi bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak.

Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Libya, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun

0 komentar:

Posting Komentar