Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki |
"Ini merupakan kesempatan untuk menyatukan usaha bersama agar Palestina dapat diakui menjadi negara anggota PBB rencananya akan dideklarasikan dalam sidang umum PBB bulan September mendatang," ujar Riyad al-Malki dalam kesempatan jumpa pers di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non Blok (KTM GNB) ke-16, di Nusa Dua Bali, 23-27 Mei 2011.
Dalam pembahasan KTM GNB ke-16, para menteri luar negeri negara-negara anggota juga telah sepakat untuk mengupayakan pengakuan Palestina dalam salah satu dokumen akhir pertemuan internasional tersebut "Bali Commemorative".
"Tetap berada di garis depan untuk mendukung perjalanan bersejarah rakyat Palestina dalam mewujudkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilannya, sejalan dengan konsensus internasional yang panjang untuk mengakui Palestina sebagai bangsa serta mengakui hak asasi mereka untuk menentukan nasib sendiri," demikian salah satu isi pernyataan dalam "Bali Commemorative Declaration" tersebut.
"Bali Commemorative Meeting" (Deklarasi Peringatan Bali) merupakan dokumen keluaran akhir dari pertemuan tingkat menteri negara anggota GNB.
Dengan pencapaian kemerdekaan negara Palestina atas dasar perjanjian perbatasan pada 4 Juni tahun 1967 yang juga menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Menurut Malki, untuk menjadi negara anggota PBB, diperlukan setidaknya dua per tiga suara dari total 193 negara, namun hingga saat ini Palestina baru mendapatkan 112 dukungan suara, dimana minimal 128 suara diperlukan.
Untuk diakui sebagai negara anggota PBB, kami membutuhkan setidaknya 130 suara sebelum September 2011," ujar Malki.
Selain itu, Malki juga mengatakan bahwa GNB akan melakukan usaha kolektif untuk mendukung pengakuan Palestina di mata dunia.
Sebelumnya Menlu RI Marty Natalegawa mengatakan bahwa GNB selama ini sangat konsisten mendukung Palestina namun masih ada 29 negara anggota GNB belum mengakui Palestina atas berbagai alasan.
Negara yang belum mengakui Palestina antara lain anggota ASEAN.
"Harapan kita menciptakan momentum baru ke arah ini, dengan Indonesia dan Mesir bekerja sama sebagai mitra mendorong negara-negara yang belum melakukan itu," ujar Marty.
0 komentar:
Posting Komentar