Deauville, Prancis (ANTARA News) - Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan kesepakatan persatuan Palestina adalah "kabar baik" bagi proses perdamaian Timur Tengah dan Prancis akan melakukan apa saja yang bisa dilakukannya guna menghidupkan lagi perundingan Palestina-Israel.

Gerakan Fatah, yang dipimpin Presiden Palestina Mahmud Abbas, dan pesaingnya --HAMAS-- telah sepakat untuk mendirikan pemerintah baru.

"Prancis percaya pengumuman persatuan Palestina adalah berita baik," kata Sarkozy pada taklimat dalam pertemuan Kelompok Delapan (G-8) di Prancis utara.

Presiden Palestina, Rabu (25/5), mengatakan Israel tak menawarkan apa pun "yang dapat kami jadikan landasan" bagi perdamaian dan tanpa kemajuan itu, ia akan melanjutkan upaya meminta pengakuan negara Palestina di PBB pada September.

"Pilihan utama kami adalah perundingan, tetapi jika tidak ada kemajuan sebelum September kami akan ke PBB," kata Abbas, yang mengecam pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres Amerika Serikat, Selasa (24/5).

Pernyataan Netanyahu "membuat proses perdamaian jadi makin jauh" dan berisi "kekeliruan dan penyimpangan", kata pemimpin Palestina itu kepada wartawan di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.

Sarkozy mengatakan proses perdamaian harus dihidupkan kembali sehingga status quo saat ini takkan berlanjut.

Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe akan melakukan perjalanan pada akhir pekan depan ke wilayah tersebut untuk mengadakan pembicaraan yang diharapkan dapat meyakinkan kedua pihak agar kembali ke meja perundingan dan mendorong pelaksanaan konferensi perdamaian serta donor di Prancis pada musim panas tahun ini.

"Alain Juppe ... akan menyampaikan pesan dari saya untuk memberitahu pihak Palestina dan Israel bahwa perdamaian telah menunggu terlalu lama dan itu berada di dalam genggaman," kata Sarkozy.

"Juppe akan mengatakan waktu tak menunggu bagi para pembuat perdamaian, tapi bergerak sehingga menguntungkan pelaku teror dan kaum fanatik," tambahnya.