Taipei (ANTARA News) - Taiwan Kamis mendesak China agar berhenti memblokir website-website badan pemerintahnya karena tindakan tersebut menjadi penghalang peningkatan pertukaran berita dan informasi di masa depan.

"Kami mengatakan kepada mereka pertukaran berita tidak mengacu pada pertukaran wartawan saja. Yang benar-benar penting adalah pertukaran infomasi bebas," kata juru bicara Dewan Urusan Tanah Daratan Liu Te-shun.

Meski hubungan membaik sejak presiden 2008 dari partai Kuomintang yang bersahabat dengan China Ma Ying-jeou, namun website "gov.tw" Taiwan  masih tidak dapat diakses oleh para pengguna Internet di daratan China.

Ini menjadi masalah bagi pemerintah China sendiri, yang semakin membutuhkan data resmi Taiwan oleh karena semakin meningkatnya interaksi, kata Liu, di dewan yang merupakan badan pembuat kebijakan China penting Taiwan.

"Mereka harus mengatasi permasalahan ini jika mereka mengharapkan pertukaran berita dan informasi lebih jauh," katanya.

Pada 2009 Taiwan mengendurkan pembatasan terhadap wartawan China yang ditempatkan di negara itu, dan membolehkan tiap organisasi media China untuk menempatkan hingga lima wartawan.

Sejak itu para wartawan China yang ditempatkan di Taiwan tidak lagi diminta memberitahu secara resmi pihak berwenang Taiwan sebelum pergi keluar Taipei.

Kini 10 organisasi berita China menempatkan wartawannya di Taipei dengan rotasi maksimal enam bulan. Peraturan yang sama juga berlaku bagi wartawan Taiwan di China daratan.

Taiwan mencabut larangan bagi wartawan China pada 2000, namun pada 2005 bekas pemerintah pro kemerdekaan menolak akses bagi kantor berita resmi Xinhua dan surat kabar Harian Rakyat yang dituduh punya andil terhadap memburuknya hubungan, demikian AFP melaporkan.