Sanaa (ANTARA News) - Sebanyak tiga pekerja bantuan Prancis diculik di provinsi Yaman selatan Hadramout pada Sabtu, kata seorang pejabat keamanan setempat.

Ketiga pekerja bantuan kemanusiaan Prancis yang terdiri dua wanita dan seorang pria itu diculik di kota Sayon, kota terbesar kedua di Hadramout, kata pejabat yang tak bersedia disebut namanya itu kepada Xinhua.

"Pasukan keamanan sedang mencari para penculik tersebut, dan diduga gerilyawan Al Qaida berada di balik aksi penculikan itu," katanya menambahkan.

Sebelumnya, pemerintah dan anggota-anggota suku bersenjata Yaman, yang meminta Presiden Ali Abdullah Saleh melepaskan jabatannya, Sabtu setuju untuk mengakhiri konfrontasi mereka yang telah mendorong negara miskin di Jazirah Arab itu ke tepi perang saudara.

Perjanjian itu mencakup penarikan anggota-anggota suku bersenjata dari gedung-gedung pemerintah yang diduduki dan langkah-langkah untuk memulihkan kehidupan di kabupaten Hasaba di Sanaa, setelah sekitar 115 orang tewas dalam pertempuran pekan ini, demikian menurut sumber yang dekat dengan para penengah persetujuan tersebut.

Pertempuran itu mendorong ribuan warga melarikan diri dari Sanaa dan meningkatkan prospek kekacauan yang dapat menguntungkan kelompok Al Qaida yang bermarkas di Yaman dan mengancam tetangganya Arab Saudi, pengekspor besar minyak dunia.