Panda raksasa China. |
Menurut laman The Telegraph, sebanyak 70 orang pencari jejak akan diturunkan di suaka alam Wanglang di pegunungan Min yang terletak di provinsi Sichuan. Mereka akan bertugas selama 10 hari membelah hutan rimba dan bambu mencari binatang langka tambun tersebut.
Mencari panda di tengah rerimbunan pohon bukan perkara mudah. Apalagi suaka alam Wanglang memiliki luas 32 hektar dan puncak hingga 7000 meter di atas permukaan laut. Semakin sulit karena panda adalah binatang penyendiri yang tinggal menyebar. Untuk melacak panda ini, para pencari jejak mengandalkan kotoran yang ditinggalkan.
Kotoran panda ibarat penuntun utama bagi para petugas. Sedikitnya panda buang air sebanyak 40 kali sehari. Kotoran panda juga ibarat identitas pribadi, karena setiap kotoran memiliki DNA yang berbeda. Para petugas ini tidak hanya menghitung jumlah panda, mereka juga bertugas menentukan usia dan perubahan habitat binatang ini.
"Ini adalah sensus keempat sejak sensus dilakukan pada tahun 70an," ujar petugas biro kehutanan China, Yang Xuyu.
Sensus ini dilakukan setiap 10 tahun sekali. Sensus sebelumnya pada 2001 menunjukkan masih terdapat 1.596 panda di alam liar China. Diperkirakan tahun ini jumlahnya bertambah hingga 3000 ekor, menyusul semakin baiknya perlindungan panda oleh pemerintah China. Selain panda, hutan pegunungan Min juga merupakan rumah bagi macan tutul, monyet emas Yunnan dan kambing langka China yang disebut Takin.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar