FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 27 Juni 2011

Bentrokan di Yaman Selatan (ilustrasi)
Aden (ANTARA News) - Dua prajurit dan tujuh militan tewas Minggu dalam bentrokan setelah serangan terhadap sebuah pangkalan militer di Zinjibar, markas Al-Qaida di Yaman selatan, kata sejumlah pejabat setempat.

"Dua prajurit tewas dan tujuh orang lain cedera" ketika militan menyerang kamp Brigade Mekanik 25 di kota Zinjibar, kata satu sumber militer.

Brigade itu diserang berulang kali sejak militan bersenjata yang menamakan diri "Pengikut Sharia" menguasai Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan, pada 29 Mei.

Seorang pejabat setempat mengatakan, enam orang bersenjata tewas dalam bentrokan terakhir itu.

"Mayat enam orang bersenjata dikubur di sebuah pemakaman sebelah utara kota tersebut," kata pejabat itu mengutip beberapa saksi.

Satu sumber medis di Jaar, sebuah desa dekat Zinjibar, mengatakan kepada AFP, dua gerilyawan yang cedera dirawat di rumah sakit, dan satu orang dari mereka tewas akibat luka-lukanya sedang yang satunya lagi dalam kondisi kritis.

Sedikitnya 100 prajurit tewas sejak kekerasan di Zinjibar meletus lebih dari tiga pekan lalu, dan 260 orang cedera, kata satu sumber militer sebelumnya pekan ini.

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Al-Qaida, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaida memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaida. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar