FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Sabtu, 18 Juni 2011

Bosasso, Somalia (ANTARA News) - Perompak Somalia membebaskan sebuah kapal barang milik Jerman yang dibajak pada April setelah uang tebusan dibayar, kata seorang perompak dan sumber maritim, Jumat.

Kapal Susan K yang berbendera Antigua Barbuda dan 10 orang awaknya yang berkebangsaan Ukraina dan Filipina dibebaskan pada Kamis.

"Kapal barang Jerman itu kini berlayar menjauh. Kami telah menerima uang tebusan 5,7 juta dolar," kata perompak bernama Ibrahim kepada Reuters melalui telefon dari kawasan pesisir Ras Guna di negara bagian semi-otonomi Puntland.

Andrew Mwangura, redaktur maritim The Somalia Report, mengkonfirmasi pembebasan itu. Ia mengatakan, uang tebusan dibayar di kota pelabuhan Kenya, Mombasa, namun tidak bisa memastikan jumlahnya.

"Pelabuhan mendatang yang disinggahi adalah Djibouti. Belum diketahui apakah kapal itu telah mulai bergerak ke perairan aman," kata Mwangura kepada Reuters.

Sementara itu Jumat, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan, sebuah kapal Mesir yang ditahan perompak bersama 22 orang awaknya di lepas pantai Somalia pada Agustus 2010 telah dibebaskan.

Pemerintah Pakistan membantu Mesir membebaskan kapal Suez yang berlabuh di Oman, kata Mohammed Abdel Hakam, seperti dikutip kantor berita MENA.

Abdel Hakam tidak menjelaskan atau memberikan rincian mengenai kesehatan awak kapal itu -- 11 orang Mesir, enam India, empat Pakistan dan seorang Sri Lanka.

Ia juga tidak menyebutkan apakah uang tebusan dibayar bagi pembebasan kapal tersebut.

Perompak Somalia biasanya membajak kapal-kapal dagang, membawanya ke kota pesisir yang mereka kuasai, dan menahan kapal-kapal itu sampai uang tebusan dibayar.

Perompakan meraja-lela di lepas pantai Somalia, yang mengacaukan jalur pelayaran antara Eropa dan Asia, membuat awak dan kapal terancam bahaya serta mendorong kenaikan beaya asuransi bagi perusahaan perkapalan.

PBB memperingatkan, perompak Somalia menjadi semakin berani dan tetap mendahului pasukan angkatan laut internasional yang berusaha mengakhiri pembajakan di kawasan perairan itu.

Pada 2009, perompak Somalia menyerang lebih dari 130 kapal dagang di lepas pantai Somalia, naik lebih dari 200 persen dari tahun 2007, menurut Pusat Pelaporan Perompakan Biro Maritim Internasional di Kuala Lumpur.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.

Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. 


Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar