Gaza City, Palestina (ANTARA News/AFP) - Para pejabat Palestina, Ahad, mengatakan bahwa mereka menghentikan operasi-operasi di pelintasan Rafah antara Gaza dan Mesir seheri setelah Mesir menutup perbatasan itu, agaknya tanpa peringatan.

Dalam satu pernyataan, ketua Hamas dari pihak Palestina perlintasan perbatasan itu mengatakan tempat penyeberangan itu akan tetap ditutup untuk hari kedua sementara kedua pihak berusaha untuk mencapai satu kesepakatan mengenai operasi terminal itu.

Kami sedang menunggu hasil dari konsultasi-konsultasi antara kementerian luar negeri Palestina dan pemerintah Mesir," kata Ayub Abu Shaar.

Ia mengatakan pihak Palestina juga memutuskan akan menunda operasi-operasi sampai perundingan-perudingan selesai setelah tiga hari kekacauan dan masalah-masalah koordinasi di pelintasan itu, yang Mesir buka kembali secara permanen sepekan lalu.

Abu Shaar menyatakan proses yang lambat bagi para pelancong dan keputusan Mesir untuk menutup perlitasan itu Sabtu, yang menurut pihak Palestina dilakukan tanpa koordinasi.

"Pembukaan kembali pelintasan itu akan diumumkan setelah masalah-masalah ini diselesaikan," katanya.

Pada Sabtu, Abu Shaar mengatakan pelintasan itu ditutup tampaknya tanpa peringatan, dan pesan-pesan telepon ke pihak Mesir tidak dijawab sementara ratusan orang yang akan bepergian menumpuk di pihak Palestina perbatasan itu.

Menurut satu sumber keamanan di Mesir, perlintasan itu ditutup untuk pekerjaaan renovasi yang menurut rencana selesai Jumat.

Pihak keamanan Mesir dan televisi pemerintah kemudian mengatakan pelintasan dibuka kembali tetapi hanya untuk para pejalan kaki, sementara pekerjaan-pekerjaan itu menghambat lalu lintas kendaraan.

Tetapi para pejabat Palestina mengatakan perbatasan itu masih tutup dan polisi Hamas memindahkan para pelancong Palestina menjauhi pagar perbatasan itu.

Mesir membuka kembali pelintasan itu bulan lalu mengakhiri kerja samanya dengan satu blokade yang diberlakukan Israel tahun 2006, setelah para pejuang yang berpangkalan di Gaza menangkap seorang serdadu Israel.

Blokade itu diperketat tahun 2007 ketika gerakan Hamas menguasai Jalur Gaza itu, dengan Mesir bekerja sama dengan membatasai secara ketat gerakan orang melalui Rafah.

Rafah adalah satu-satunya perlintasan perbatasan yang tidak dikuasai Israel, dan berita-berita tentang keputusan Mesir untuk membuka kembali tempat penyeberangan itu disambut hangat di Gaza, kendatipun Israel mengecam keras tindakan Mesir itu.

Keputusan Mesir untuk membuka kembali secara permanen Rafah dilakukan lebih dari tiga bulan setelah mantan presiden Mesir Hosni Mubarak mengundurkan diri setelah 18 hari unjuk rasa besar-besaran di jalan-jalan memerotes kekuasaannya.