Kura-kura (ilustrasi) |
Tujuan hewan itu ialah untuk sampai ke seberang landasan pacu agar mereka bisa bertelur di pantai berpasir di Jamaica Bay Wildlife Refuge, yang berbatasan dengan bandar udara di wilayah Queens, New York City, kata pihak berwenang.
Ron Marsico, juru bicara bagi Port Authority, New York dan New Jersey, yang mengawasi operasi di bandar udara regional, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis, mengatakan sebanyak 50 kura-kura diamondback terrapin terlihat, Rabu pagi (29/6), sedang menyeberangi Runway 4L.
Pilot dari Jet Blue dan perusahaan penerbangan lain menghentikan "burung logam besar" tersebut dan membiarkan hewan reptil tersebut lewat, kata Marsico.
"Penundaan penerbangan pesawat yang disebabkan oleh kura-kura itu tak lama, cuma sekitar 15 menit atau lebih," kata Marsico.
Staf Port Authority bergegas ke tarmac, tempat, antara lepas-landas dan pendaratan pesawat, mereka meraup kura-kura itu dan membantu hewan tersebut melewati landasan pacu, kata Marsico.
Kaum naturalis mengatakan Jamaica Bay, yang memiliki luas 185 are, mungkin adalah lahan perkembangbiakan paling populer kura-kura diamondback terrapin di Amerika Utara.
"Itu terjadi setiap hari sekitar saat ini. Itu adalah migrasi besar, dan ini adalah puncak musim bertelur," katanya.
Pesawat dialihkan ke landasan pacu lain, saat gelombang kura-kura lewat, dalam perjalanan mereka ke teluk tersebut.
"Di satu titik, kami memutuskan untuk mematuhi Ibu Pertiwi dan menggunakan landasan pacu lain. Ini tak mengakibatkan dampak kuat pada penerbangan," kata Marsico.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar