FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 27 Juni 2011

Senjata Baru China Lawan Korupsi: Internet

Seorang pengguna internet di China 
VIVAnews -- Pada 1998 lalu, sebuah pernyataan penting diungkapkan perdana menteri saat itu, Zhu Rongji. Isinya: "Siapkan 100 peti mati, 99 akan saya kirim pada para koruptor. Yang satu, untuk saya -- jika saya melakukan korupsi." Genderang perang melawan korupsi ditabuh.

Hingga kini, China belum berhenti melawan praktek haram tersebut. Masyarakat pun ambil tindakan. Di antaranya, para pengembang web. Mereka menyediakan amunisi baru untuk melawan korupsi, yaitu situs yang mendorong orang berbagi cerita soal suap secara online.

Seperti dimuat CNN, 27 Juni 2011, situs ini terinspirasi dari India, setelah media pemerintah China, Beijing News mempublikasikan cerita soal sebuah situs baru di India bernama "Ipaidabribe.com". Situs tersebut mendorong orang bercerita pengalaman terkait kasus suap dan bertujuan untuk menguak aksi korupsi. Terutama yang dilakukan para aparatur pemerintah.

Ide itu lantas menyebar dengan cepat di China, di mana para analis mengatakan korupsi adalah persoalan serius dan akut. Korupsi bahkan dianggap mempertaruhkan masa depan China -- karena memicu ketidakadilan sosial-ekonomi dan kerusuhan sosial.

Beberapa hari setelah artikel itu turun, beberapa cerita bermunculan di sejumlah situs antikorupsi China. Awalnya, beberapa pengunjung berbagi tips menghadapi para aparat. Lalu ada tulisan soal "pejabat membeli villa mewah" dan tulisan "seorang pejabat tinggi dengan 146 gundik menulis surat ke para putranya'. Beberapa dilengkapi dokumentasi bukti untuk mendukung klaim mereka, lainnya menuliskan nama tersangka tanpa bukti apapun.

Namun, seminggu kemudian, media milik pemerintah China, Jinghua Times mengabarkan, pemerintah menyatakan 'web antikorupsi milik masyarakat, ilegal". Sementara, "masyarakat ingin tahu berapa lama situs itu akan bertahan, sebelum akhirnya ditutup atau diblok," kata pengamat media, Wei Yingjie. Kata dia, selama ini masyarakat kekurangan saluran untuk melawan korupsi.

Kritik juga datang dari para aktivis kebebasan berinternet China dan koran yang didukung Partai Komunis, Global Times -- yang menentang penutupan situs itu. "Daripada mematikan situs itu dengan isu ilegal, pemerintah harusnya mengambil kesempatan ini untuk bekerja sama dengan sejumlah situs, untuk melengkapi tindakan aparat melawan korupsi."

Masuk dalam aliansi pendukung kebebasan berinternet adalah seorang pengembang web dengan nama samaran 'Peter Q" -- ia tak mengungkap nama sebenarnya karena takut mendapat masalah. Ia mengatakan, situsnya wohuilule.com ( ("Wo hui lu le" diterjemahkan sebagai "saya membayar suap"), telah mendapatkan izin pemerintah.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar