FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 27 Juni 2011

Tauge Inggris Diduga Sebar Wabah di Prancis

Tauge Terkena Wabah E. Coli (ilustrasi)
VIVAnews - Pemerintah Prancis menduga wabah E. coli yang terdapat di negaranya disebabkan oleh tauge yang tumbuh dari biji yang diimpor dari Inggris. Menanggapi tuduhan ini, Inggris langsung mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk tidak memakan tauge mentah.

Dugaan ini menyusul ditemukannya bukti bahwa dua orang penderita E. coli di kota Begles, distrik Bordeaux, Prancis, terjangkit E. coli setelah mengkonsumsi tiga jenis tauge asal Inggris. Menurut Associated Press, Minggu, 26 Juni 2011, Prancis langsung menghentikan pembelian benih sayuran jenis fenugreek, mustard, dan tauge dari perusahaan Thompson & Morgan di Inggris.

Dilaporkan saat ini di Prancis terdapat delapan orang yang dirawat di rumah sakit akibat wabah. Beberapa dari mereka dalam keadaan kritis akibat kontaminasi E. coli yang sama seperti yang terdapat di Jerman. Di Jerman sendiri korban tewas sudah mencapai 44 orang dan lebih dari 3.700 orang terjangkit E. coli berbahaya yang dapat mengakibatkan gagal ginjal.

Dalam pernyataannya, perusahaan penyalur benih sayuran, Thompson & Morgan, membantah produk mereka mengandung E. coli. Mereka mengatakan bahwa bakteri menempel di tauge akibat salah penanganan di daerah asal. "Sesuatu di Bordeaux, atau cara penanaman dan penanganannya yang salah, tidak ada yang salah dari benih kami," ujar pernyataan perusahaan tersebut.

Di Inggris sendiri belum tercatat adanya kasus E. coli. Namun menyusul tuduhan ini, pemerintah Inggris langsung melarang konsumsi sayuran mentah. Mereka mengatakan bahwa ini adalah salah satu tindakan pencegahan yang harus dilakukan.

Sumber E. coli sendiri masih belum jelas. Telah ada beberapa sayuran yang sempat dijadikan kambing hitam, di antaranya adalah mentimun dan tauge asal Spanyol. Akibat tuduhan yang terbukti tidak benar ini, para petani di berbagai negara Eropa merugi hingga jutaan Euro.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar