FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Sabtu, 09 Juli 2011

Kekerasan di Kashmir India Turun Tajam

Kekerasan di Kashmir, India (ilustrasi)
Srinagar, India (ANTARA News) - Jumlah kekerasan di Kashmir India turun di bawah 100 pada pertengahan pertama tahun ini, tingkat terendah sejak meletusnya pemberontakan lebih dari 20 tahun lalu, kata polisi.

Catatan resmi menunjukkan, jumlah insiden pada paruh pertama tahun 2011 turun hngga 50 persen menjadi 97, sementara angka pada tahun lalu 196.

Sebanyak 79 orang tewas dalam kekerasan antara 1 Januari dan 30 Juni -- 42 militan, 12 personel keamanan India dan 25 warga sipil, kata seorang pejabat kepolisian kepada AFP.

Pada puncak kekerasan pada 1996 di Kashmir yang dikuasai India, 13 orang tewas rata-rata setiap hari. Pada 2001, rata-rata sekitar 10 orang tewas.

Sekitar 375 kematian yang berkaitan dengan pemberontakan tercatat pada 2010, sama seperti pada 2009, ketika jumlah kematian mencapai angka terendah untuk satu tahun sejak meletusnya pemberontakan muslim terhadap kekuasaan India di wilayah pegunungan Himalaya itu pada 1989.

Angka pada 2010 itu tidak mencakup 117 kematian selama protes penduduk terhadap kekuasaaan India, dimana sebagian besar korban tewas akibat penembakan pasukan keamanan terhadap demonstran.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar