FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 11 Juli 2011

Militan Yaman
Sanaa (ANTARA News) - Empat militan dan satu prajurit tewas dalam bentrokan di Yaman selatan, Minggu, kata laporan-laporan.

Situs berita pemerintah September 26 mengatakan, bentrokan itu terjadi di kota Zinjibar di provinsi Abyan, namun tidak ada penjelasan terinci lebih lanjut mengenai hal itu, lapor Reuters.

Penduduk kota terbesar selatan, Aden, juga melaporkan bentrokan-bentrokan di distrik Dar Saad ketika militan menyerang patroli militer dan di daerah al-Hiswa ketika pasukan keamanan menyerang dua warga sipil pada saat memburu orang-orang yang diduga militan. Tidak ada kematian yang dilaporkan dalam insiden itu.

Pemerintah Yaman menyatakan, militan memanfaatkan kekosongan keamanan ketika presiden dirawat di Arab Saudi dengan meningkatkan serangan-serangan di provinsi bergolak Abyan, Yaman selatan.

Partai-partai oposisi mengatakan, pemerintah sengaja mengurangi pengamanan di Abyan untuk memungkinkan militan bertindak lebih jauh dengan tujuan mendukung argumentasi Sanaa kepada negara-negara Barat dan Teluk pendukung mereka bahwa Al-Qaida mengambil keuntungan jika Presiden Ali Abdullah Saleh didongkel dari kekuasaan.

Kelompok HAM Human Rights Watch menuduh militer membunuh puluhan warga sipil dalam serangan-serangan ketika memerangi militan tersebut.

Dalam beberapa bulan ini, militan menguasai dua kota di Abyan. Sekitar 54.000 orang Yaman menyelamatkan diri dari Abyan sejak itu, kata seorang pejabat pemerintah bulan ini.

Kekerasan sejauh ini menewaskan lebih dari 135 prajurit sejak militan bersenjata yang menamakan diri "Pengikut Sharia" menguasai sebagian besar Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan, pada 29 Mei.

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Al-Qaida, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaida memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaida. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar