FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Minggu, 10 Juli 2011

Hosni Mubarak 
Kairo (ANTARA News) - Perdana Menteri Mesir mengatakan, Sabtu, ia telah memerintahkan pemecatan semua pejabat polisi yang dituduh membunuh demonstran dalam pergolakan yang menjatuhkan presiden Hosni Mubarak, sebagai bagian dari serangkaian tindakan yang dimaksudkan untuk menenteramkan demonstran.

Essam Sharaf menyatakan ia "telah mengeluarkan perintah pada menteri dalam negeri untuk memberhentikan semua pejabat polisi yang dituduh membunuh demonstran dari pekerjaan", dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah, lapor AFP.

Sharaf berbicara ketika ribuan orang berdemonstrasi di Lapangan Tahrir di Kairo untuk mendorong perubahan politik lebih cepat, sehari setelah demonstrasi massa di seluruh negeri mengecam penguasa militer negara itu.

Di antara tuntutan penting yang disampaikan oleh demonstran pada demonstrasi Jumat adalah diakhirinya pengadilan militer terhadap warga sipil, pemecatan dan penuntutan terhadap para pejabat polisi yang dituduh membunuh demonstran, serta pengadilan cepat dan transparan terhadap para pejabat bekas rezim.

Sharaf telah berjanji untuk memenuhi tuntutan para demonstran itu, serta menjanjikan pengadilan cepat terhadap para pejabat rezim Mubarak.

Ia "telah memerintahkan pembentukan sebuah panel untuk meninjau kembali pengadilan (terhadap orang-orang yang dituduh) membunuh demonstran dan melakukan korupsi secepat mungkin", tanpa menunggu hingga setelah pengadilan reses pada musim panas.

"Penuntut umum akan naik banding atas semua putusan yang membebaskan orang-orang dalam kasus-kasus itu," Sharaf menegaskan.

Ia menyampaikan bahwa ia juga akan mengadakan "satu mekanisme untuk dialog dengan semua kekuatan politik".

Para demonstran yang pertama-tama turun ke jalan untuk menggulingkan Hosni Mubarak belum lama ini telah mengarahkan kemarahan mereka ke Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang mengambil kekuasaan ketika pemimpin veteran itu dipecat pada Februari lalu.

Revolusi 25 Januari itu telah menyebabkan 846 orang tewas dan lebih dari 6.000 orang yang lain luka-luka.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar