FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Rabu, 13 Juli 2011

Prancis Tarik 4.000 Tentara dari Afghanistan

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy
Pangkalan Operasi Tora, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Selasa, mengatakan Prancis akan menarik seperempat dari 4.000 tentaranya dari Afghanstan pada akhir tahun depan.

Pemimpin Prancis itu mengumumkan penarikan pasukan itu setelah melakukan kunjungan mendadak untuk menemui pasukannya yang ditempatkan di distrik Sarobi, timur laut Kabul dan menerima laporan dari seorang jendral Prancis yang mengatakan kemajuan tercapai dalam memerangi gerilyawan Taliban.

"Perang perlu dihentikan," kata Sarkozy kepada wartawan di pangkalan itu.

"Tidak perlu mempertahankan pasukan di Afghanistan untuk waktu yang tidak ditentukan," tambahnya.

Prancis memiliki 4.000 tentara di Afghanisan, sebagian besar di Sarobi, Kabul, dan provinsi Kapisa di timur laut.

"Kami akan menarik seperempat dari pasukan kami, yaitu 1.000 personil pada akhir tahun 2012," katanya.

Mereka yang tetap tinggal di Afghanistan dipusatkan di Kapisa, di mana mereka telah digelar sejak tahun 2008.

Penarikan sebagian pasukan itu menyusul pengumumam-pengumuman serupa oleh Inggris dan Amerika Serikat, sementara para pemimpin Barat berusaha menetapkan batas waktu akkhir pada akhir tahun 2014 untuk menarik seluruh pasukan tempur dari konflik yang semakin banyak menelan korban jiwa dan biaya itu.

Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa 33.000 tentara AS akan ditarik dari Afghanistan akhir musim panas mendatang, yang secara ekefektif mengakhir "penambahan" militer yang diperitahkan di Afghanistan, terutama di wilayah selatan akhir thun 2009.

Inggris mengatakan 500 tentaranya akan meninggalkan Afghanistan akhir tahun depan. Belgia juga mengumumkan bahwa sejumlah tentaranya juga akan ditarik dan Kanada pekan lalu mengakhiri misi tempur 3.000 tentaranya di provinsi Kandahar.

Sarkozy kemudian dijadwalkan mengunjungi Kabul dan bertemu dengan komandan penting AS di Afghanistan, Jendral David Petraeus, sebelum berunding dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.

Itu adalah kunjungan ketiganya ke negara yang dilanda perang itu sejak menjadi presiden dan dilakukan dua hari menjelang liburan Nasional Prancis "Bastille Day". Kunjungan-kunjungan sebelumnya dilakukan pada Desember 2007 dan Agustus 2008.

Kunjungan itu dilakukan sehari setelah seorang tentara Prancis berusia 22 tahun tewas akibat kena tembakan yang tidak disengaja oleh seorang rekannya.

Prancis kehilangan 64 tentara dalam perang di Afghanistan, kata data yang dhimpun laman internet independen Icasualties.org.

Bulan lalu, Sarkozy mengatakan "ratusan" tentara Prancis akan ditarik dari Afghanistan sebelum akhir tahun ini.

Kantornya sebelumnya mengatakan Prancis akan menarik 4.000 tentaranya dalam jumlah sepadan dan sesuai rencana serupa penarikan pasukan tambahan AS.

Kunjungan Sarkozy itu dilakukan beberapa hari setelah kunjungan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan sepekan setelah kunjungan PM Inggris David Cameron, dengan para pemimpin Barat memusatkan pada usaha-usaha untuk mengurangi pasukan dan mengakhiri perang yang telah berlangsung lama itu.

Para komandan pasukan kini sedang untuk menyerahkan tujuh daerah yang dikuasai NATO kepada kekuasaan Afghanistan mulai pertengahan Juli, kendatipun ada keraguan luas menyangkut kemampuan pasukan Afghanistan untuk memikul tanggungjawab penuh bagi keamanan diri mereka sendiri.

Sarkozy menyatakan ia sependapat dengan keyakinan Obama bahwa keamanan membaik sejak dibunuhya Osama bin Laden Mei lalu dan penyerahan tanggungjawab keamanan kepada pasukan dan polisi Afghanistan berlangsung lancar,

Seandainya situasi membaik penarikan pasukan tempur Barat tahun 2014 mungkin akan "membawa kemajuan" katanya.

Pasukan koalisi pimpinan AS telah memerangi pemberontakan yang dipimpin gerilyawan Taliban di Afghanistan sejak pemerintah mereka diguligan akhir tahun 2001 setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Washington yang diotaki pemimpin Al Qaida itu.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar