FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 14 November 2011

Iran siaga penuh jika ada serangan Israel

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Hassan Firouzabadi
Teheran (Fokus Internasional / ANTARA News) - Iran dalam keadaan siaga dan akan menghukum setiap serangan yang dilakukan Israel terhadapnya, kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Hassan Firouzabadi memperingatkan pada Rabu di tengah-tengah spekulasi media Israel tentang rencana suatu serangan.

"Kami mempertimbangkan kemungkinan ada serangan apa pun -- bahkan dengan tingkat probabilitas rendah dan tidak ramah -- sebagai ancaman nyata. Kami dalam keadaan siaga penuh," kata Firouzabadi yang dikutip oleh kantor berita Fars.

"Dengan peralatan yang ada, kami siap menghukum mereka dan membuat mereka merasa menyesal atas kesalahan yang mereka buat," tambahnya.

Firouzabadi juga mengatakan Amerika Serikat "akan menderita kerusakan serius jika terjadi serangan militer oleh rezim Yahudi terhadap Iran."

Media di Israel berspekulasi bahwa ada rencana untuk menyerang fasilitas nuklir Iran tetapi pemerintah Israel terbelah mengenai isu itu.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak pada Senin membantah bahwa dia dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sudah memutuskan akan melancarkan serangan terhadap Iran walaupun ada penentangan dari kepala militer dan intelejen.

Israel dan beberapa negara Barat menuding Iran mengupayakan untuk membangun persenjataan atom.

Teheran berulang-ulang membantah tuduhan itu dengan menyatakan pihaknya sedang membangun program energi nuklir.

Israel sendiri diketahui luas memiliki beberapa ratus peluru kendali nuklir tetapi negara itu tak pernah membenarkan atau membantahnya, demikian AFP melaporkan.

Iran membuat pesawat tempur baru

Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi
Jakarta (Fokus Internaional / ANTARA News) - Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi menyatakan bahwa Republik Islam Iran telah merancang jet tempur baru sesuai rencana.

Brigadir Jendral Vahidi menegaskan bahwa Angkatan Udara Iran bekerjasama dalam pembuatan pesawat militer baru itu dengan para pakar dari Kementerian Pertahanan.

Jet-jet tempur baru sejenis Azarakh dan Saeqeh didesain, diperbaruai, dirancang dan dibuat bersama oleh tentara dan kementerian pertahanan.

Vahidi menyebut prestasi Iran itu sebagai "tanda kejeniusan, ilmu pengetahuan dan teknologi domestik (Iran) di bawah booming industri pertahanan domestik di tengah sanksi unilateral yang diterapkan AS."

Dia menonjolkan sejumlah faktor seperti keberanian tentara Iran dalam menunaikan misinya dan fakta bahwa ribuan serdadu muda menjadi martir untuk menyokong Iran dalam mencapai posisi seperti sekarang.

Sang jenderal juga mengumumkan peluncurkan kapal selam baru Angkatan Laut Republik Islam Iran pada Agustus lalu dalam rangka misi pertamanya di perairan Teluk Persia.

"Kapal selam ini dilengkapi dengan teknologi canggih dan senjata modern, serta kemampuan bermanuver yang tinggi dan kemampuan menggelar operasi bawah laut yang andal," sambungnya seperti dikutip kantor berita IRNA.
Jakarta (Fokus Internasional / ANTARA News) - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang bertugas mengawasi penggunaan energi nuklir tak mampu menjalankan fungsinya secara independen, ujar seorang pengamat.

Mereka biasanya menyuarakan kepentingan negara-negara Barat dan sekutunya, kata peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) M. Hamdan Basyar, di Jakarta, Minggu.

Bila ada negara "musuh" Barat yang mengelola nuklir, maka IAEA akan "rajin" melakukan pengawasan, kata Hamdan kepada ANTARA.

"Sebaliknya, bila ada negara `sekutu` Barat yang mengelola nuklir, maka IAEA tidak dapat berbuat banyak," tambahnya.

Menurut dia, laporan IAEA tentang nuklir Iran tidak terlepas dari konspirasi tersebut. Hal itu mengingat Israel tidak dapat tersentuh oleh IAEA.

Padahal, katanya, sebuah dokumen 1975 mengungkapkan bahwa Amerika Serikat mengakui Israel telah memiliki senjata nuklir.

Mantan Direktur Jenderal IAEA Mohamed ElBaradei juga pernah menyatakan bahwa arsenal nuklir Israel yang tertutup bagi pemeriksaan IAEA, merupakan ancaman bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah.

"Tetapi, mengapa Amerika Serikat dan negara Barat tidak mau mengutak-atik nuklir Israel?" tanya Hamdan yang juga direktur eksekutif Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES).

Nuklir adalah energi murah dan bersih yang dapat digunakan manusia untuk kepentingan damai, seperti listrik atau kedokteran. Tetapi, nuklir juga dapat digunakan untuk membuat senjata yang mempunyai kekuatan luar biasa dan dapat memusnahkan apa saja yang diterjangnya.

Di sini, kata Hamdan, nuklir tergantung di tangan siapa. Nuklir akan bermanfaat bila dikelola untuk kepentingan damai, tetapi nuklir akan menjadi kekuatan berbahaya bila dijadikan senjata.

Amerika Serikat sudah lama mempunyai senjata nuklir yang bila digunakan akan membahayakan manusia dan Israel juga dikabarkan telah mempunyai senjata nuklir, yang sampai saat ini masih dirahasiakan.

Iran yang dituding negara-negara Barat mengembangkan energi nuklir untuk senjata mengaku mengolah energi nuklir untuk kepentingan damai.
Honolulu (Fokus Internasional / ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan dia dan Presiden Rusia Dmitry Medveded dalam pertemuan mereka, Sabtu, antara lain membicarakan masalah-masalah Afghanistan, Iran dan Suriah.

Obama mengatakan dia dan Medvedev "menegaskan niat kami untuk bekerja sama dan memberikan satu tanggapan yang sama agar kami dapat mendorong Iran melaksanakan kewajiban-kewajiban internasionalnya menyangkut masalah program nuklirnya".

Pemerintah Rusia menyambut dingin setiap sanksi-sanksi baru terhadap Iran, kata Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam satu laporan bahwa Iran sedang mengembangkan satu desain bom nuklir dan mungkin masih melakukan riset seperti itu.

Obama tidak merinci tentang diskusi menyangkut Suriah. Mengenai Afghanistan, ia mengatakan mereka membicarakan tentang pentingnya kekuatan-kekuatan regional untuk mendukung pemerintah Kabul.

Dalam pertemuan di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik, Medvedev mengatakan ada kesenjangan luas antara sikap-sikap Washington dan Moskow mengenai rencana-rencana AS bagi satu sistem pertahanan rudal yang digelar di Eropa.

"Kami sepakat untuk melanjutkan usaha-usaha penyelidikan bagi kemungkinan solusi, dengan pemahaman akan fakta bahwa sikap-sikap kami masih tetap berbeda," kata Medvedev kepada wartawan.

Obama mengucapkan selamat kepada Rusia atas langkah Moskow untuk menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang diperkirakan negara itu akan bergabung bulan depan. Medvedev menyatakan terima kasihnya pada apa yang ia sebut dukungan "aktif dan kuat" bagi usaha Rusia untuk menjadi angggta WTO.

"Kami tidak meminta dukungan seperti itu dengan pemerintah-pemerintah AS terdahulu," katanya dalam pernyataan-pernyataan yang diterjemahkan dari bahasa Rusia. "Dan ini adalah alasan mengapa AS meminta kami bergabung dalam organisasi itu sejak tahun tahun 1993, demikian Reuters.

Korut kecam AS dan Israel soal Iran

Seoul (Fokus Internasional / ANTARA News) - Korea Utara, Ahad menuduh Amerika Serikat dan Israel terlibat dalam "hiruk pikuk perang" menyangkut program nuklir Iran, memperingatkan perang baru kemungkinan meletus di Timur Tengah.

Iran termasuk di antara negara-negara yang Korut pasok peralatan nuklir dan balistik yang dilarang dengan cara-cara tersembuyi untuk menghindari sanksi-sanksi internasional, kata satu laporan PBB tahun lalu.

Spekulasi meningkat dalam pekan-pekan belakangan ini bahwa Israel kemungkinan akan menyerang Iran, dengan Presiden Israel Shimon Peres akhir pekan lalu memperingatkan bahwa satu serangan "kemungkinan besar" akan dlakukan.

"Satu situasi berbahaya kini terjadi di Timur Tengah di mana perang baru mungkin berkobar," kata kantor berita resmi Pyongyang KCNA (Korean Central News Agency) dalam satu komentar.

KCNA mengecam Amerika Serikat dan Israel atas "pernyataan terbuka rencana mereka bagi serangan milter" terhadap Iran.

"Hiruk pikuk perang yang ditunjukkan AS dan Israel adalah satu perbuatan yang sangat berbahaya yang mungkin mencetuskan bencana perang baru di kawasan Timur Tengah,setelah perang-perang di Afghanistan dan Irak dalam abad ini," kata komentar itu.

Teheran mengancam akan memukul balik setiap serangan atau ancaman bagi aksi militer.

Iran membantah bahwa program nuklirya bertujuan untuk memproduksi senjata-senjata nuklir. Badan Tenaga Atom Internasional mengatakan ada alasan-alasan "yang dapat dipercaya" untuk meragukan bantahan-bantahan Iran itu.

Iran dan Korea Utara terkena sanksi-sanksi PBB karena program-program nuklir mereka.

Perundingan enam negara mengenai perlucutan senjata nuklir Korut mengalami kemacetan sejak sidang terakhir Desember 2008.

Korut secara resmi mundur dari forum enam negara itu pada April 2009, sebelum melakukan uji coba senjata-senjata nuklirnya.

Sejak itu Pyongyang berulang-ulang mengatakan pihaknya ingin kembali berunding tetapi tanpa prasyarat, sementara Washington dan sekutu-sekutunya mengatakan Pyongyang harus terlebih dulu melakukan tindakan untuk menunjukkan ketulusannya, demikian AFP.

Jumat, 11 November 2011

Natanz
Natanz:
BBC menggambarkan Natanz sebagai, "fasilitas di jantung sengketa Iran dengan Dewan Keamanan PBB." Menurut IAEA, ada Pengayaan Bahan Bakar dan Pilot Plant Pabrik Bahan Bakar Pengayaan di situs Natanz.
The Washington Post menyebutnya fasilitas nuklir terbesar di Iran, dan laporan Reuters bahwa ia memiliki senjata anti-pesawat untuk mempertahankan diri terhadap serangan udara potensial.

Arak
Arak:
Kota Arak adalah rumah ke pabrik produksi air berat (HWPP). Menurut The New York Times, tanaman air berat produksi dapat digunakan dalam generasi tenaga nuklir, tetapi juga untuk memproduksi plutonium untuk senjata nuklir. Catatan BBC, bagaimanapun, bahwa Iran tidak membangun jenis reaktor yang menggunakan air berat.
Menurut laporan dari IAEA, badan mengunjungi pabrik pada bulan Agustus dan telah meminta akses lebih lanjut. Iran, bagaimanapun, belum membalas permintaan IAEA, sehingga badan ini menggunakan gambar dari satelit untuk memonitor situs. "Berdasarkangambar terakhir, "catatan laporan," HWPP tampaknya akan beroperasi. "


Reaktor Busher

Rahbar Iran, Ayyatullah Ali Khamenei
Taheran (Fokus Internasional/HuffPostWorld) - Rahbar (Pemimpin Tertinggi Iran) Ayyatullah Ali Khamenei memperingatkan Israel dan Amerika atas segala serangan terhadap fasilitas nuklir negaranya. "Siapapun yang menyerang Iran harus bersiap menerima tamparan dari tangan besi angkatan bersenjata Iran." Kata Ayyatullah Ali Khamenei. Rahbar berbicara dua hari setelah Badan Atom Internasional mengeluarkan dokumen yang menyatakan Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. Badan Atom Internasional menegaskan bahwa Iran mengembangkan senjata nuklir lewat kedok nuklir untuk tujuan damai.

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad mengatakan pada hari rabu bahwa laporan IAEA adalah bohong dan tak mendasar. "Iran tidak perlu dengan senjata nuklir dan tujuan kami adalah untuk kedamaian. Kami tidak akan mengehntikan program kami sedikitpun." Kata Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Amerika dan sekutunya kuatir jika Iran mempunyai senjata nuklir karena bisa mengancam Israel dan sekutunya Arab Saudi di timur tengah. Sampai sekarang sanksi PBB terhadap Taheran belum bisa menghentika program itu sedikitpun.


Rahbar menambahkan bahwa Iran tidak akan takut sedikitpun terhadap ancaman yang datang dari Israel dan sekutunya. "Kami akan mengahncurkan musuh-musuh kami yang mencoba menyerang." Tambahnya.

Kamis, 10 November 2011

Moskwa (Fokus Internasional/ANTARA News) - Rusia pada Selasa menyatakan marah atas penerbitan laporan badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kegiatan nuklir Iran, dengan menyebutnya menambah ketegangan dalam kebuntuan dengan kekuatan dunia.

"Rusia sangat kecewa dan bingung bahwa laporan tersebut diserahkan kepada sumber penambah ketegangan atas masalah terkait kegiatan nuklir Iran," kata pernyataan kementerian luar negeri.

Dikatakannya, Moskwa meragukan kebijaksanaan mengumumkan laporan itu, dengan menyatakannya mengancam merusak kesempatan pembaruan pembicaraan antara kekuatan dunia dengnan Teheran untuk memecahkan kemelut nuklir melalui perundingan.

Kementerian itu menyatakan laporan tersebut kini terancam digunakan oleh yang ingin melihat Iran dipojokkan, dalam kemungkinan merujuk pada Israel dan Amerika Serikat.

Laporan Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA) itu diterbitkan sesaat setelah Presiden Israel Shimon Peres memperingatkan bahwa serangan pencegahan atas Iran untuk menggagalkan kegiatan nuklirnya menjadi lebih mungkin.

"Ada yang memiliki nalar `lebih buruk lebih baik` dan kita tidak bisa mendukung nalar merusak kesadaraan menghancurkan upaya perundingan itu," kata kementerian luar negeri tersebut.

Dalam langkah sangat tidak biasa, Rusia dan China bersama-sama menekan IAEA tidak mengumumkan laporan tersebut, kata diplomat di Wina.

Kementerian itu menyatakan marah akibat bagian dari laporan tersebut -yang menyatakan keterangan "tepercaya" bahwa Teheran mungkin berusaha membuat senjata nuklir- bocor sebelum penerbitan itu.

"Kami akan menanyakan sampai sejauh mana sekretariat badan itu mampu menjamin kerahasiaan pekerjaannya, karena tanpa itu, keberhasilannya dipertanyakan," katanya.

Dengan mengutip yang disebutnya keterangan "dapat dipercaya" dari negara anggota negara dan tempat lain, IAEA menyatakan Iran tampak melakukan kegiatan membuat senjata nuklir, seperti, uji bahan peledak berkekuatan besar dan membuat pemicu, yang dapat dipakai untuk bom atom.

China pada Rabu memperingatkan akan gejolak di Timur Tengah akibat tindakan atas kegiatan nuklir Iran, tapi menolak menanggapi kemungkinan hukuman lain menyusul laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Iran tampaknya berusaha merancang senjata atom.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei menyatakan China mempelajari laporan IAEA itu dan mengulangi seruan mengatasi masalah tersebut secara damai melalui pembicaraan.

"Saya ingin menunjukkan bahwa China menentang perebakan senjata nuklir dan tak menyetujui negara Timur Tengah mana pun mengembangkan senjata nuklir. Sebagai penandatangan Perjanjian Tan Rebak Nuklir, Iran memikul tanggung jawab atas tak ada perebakan nuklir," katanya dalam jumpa pers harian.

"Saya ingin menekankan bahwa penting menghindari kekacauan baru di lingkungan keamanan Timur Tengah bagi kedua wilayah tersebut dan masyarakat dunia," katanya.

Hong tidak menyebutkan hukuman dan menunjukkan China tidak terburu-buru membawa masalah tersebut kembali ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan menyatakan bahwa semua pihak harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pembicaraan dan kerjasama.

China juga mengecam Amerika Serikat dan Eropa Bersatu, yang memaksakan hukuman secara sepihak terhadap Iran dan menyatakan mereka tidak harus mengambil langkah melampaui resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Surat kabar pemerintah China menyatakan kebuntuan antara Iran dengan Barat atas rencana nuklir Iran dapat meledak dengan pertikaian tentara.

Kantor berita resmi China Xinhua juga menyarankan Beijing menanggapi laporan tersebut dengan hati-hati. Pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa masih "tidak memiliki senjata berasap", kata Xinhua dalam tanggapannya.

"Tidak ada saksi atau bukti nyata untuk membuktikan bahwa Iran membuat senjata nuklir," katanya kepada AFP.

Jendral Iran peringatkan Israel

Brigjen Masoud Jazayeri
Teheran (Fokus Internasional/ANTARA News) - Wakil panglima angkatan bersenjata Iran, Rabu memperingatkan bahwa setiap serangan oleh Israel akan menimbulkan "kehancuran" negara Yahudi itu dan serangan balasan Iran juga akan terasa di luar Timur Tengah.

Brigjen Masoud Jazayeri menekankan bahwa lokasi nuklir Israel di Dimona adalah target "paling mudah dicapai" dan "tanggapan kami tidak terbatas pada Timur Tengah," kata satu wawancara yang dilakukkannya dengan stasiun televisi Al-Alam yang berbahasa Arab.

"Aksi paling kecil Israel (terhadap Iran) dan kami akan balas dengan menghancurkannya," katanya.

Jazayeri yang dikutip stasiun televisi itu mengatakan Iran "punya rencana untuk siap melakukan pembalasan jika diserang."

Pernyataan-pernyataan itu dikeluarkan setelah satu peringatan oleh Presiden Israel Shimon Peres akhir pekan ini bahwa satu serangan "kemungkin besar akan dilakukan".

Media Israel pekan lalu menyiarkan berita-berita yang memperkirakan pemerintah Israel sedang mempertimbangkan dengan serius serangan terhadap lokasi-lokasi nuklir Iran, tetapi belum ada keputusan dibuat.

Israel khawatir bahwa Iran,musuh terbesarnya di Timur Tengah sedang berusaha membuat senjata-senjata nuklir yang dapat mengancam keberadaannya.

Satu laporan Badan Tenaga Atom Intenasional (IAEA), Selasa mengatakan pihaknya "sanga cemas" berdasarkan pada informasi"yang dapat dipercaya" yang menunjukkan bahwa Republik Islam itu "telah melakukan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan peledak nuklir."

Teheran membantah laporan itu sebagai "tidak beralasan", demikian AFP.
Mahmoud Ahmadinejad
Teheran (Fokus Internasional/ANTARA News) - Para pejabat Iran pada Selasa memperingatkan setiap serangan militer terhadap negaranya oleh beberapa negara-negara Barat berkaitan dengan program nuklirnya yang sensitif.

Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mengatakan bahwa serangan militer AS terhadap negaranya akan membawa konsekuensi yang sangat disesalkan bagi para penyerang.

Ahmadinejad mengatakan, jika Amerika Serikat bersikap melawan Republik Islam, tanggapan bangsa Iran akan membuat Amerika menyesali apa yang dia lakukan, kata kantor berita setempat Mehr.

Dia mengecam pemerintah AS karena membuat tuduhan terhadap Teheran atas program nuklirnya, dengan mengatakan bahwa "hari ini, pemerintah AS berani menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir, pada hal negara itu sendiri memiliki 5.000 bom atom."

Anggaran tahunan Iran telah mengalokasikan untuk riset nuklir sekitar 250 juta dolar AS sedangkan "Presiden AS (Barack Obama) tahun ini mengalokasikan 81 miliar dolar AS untuk memodernisasi bom atom negara itu sebagai tambahan anggaran nasional," katanya menurut laporan tersebut.

Ahmadinejad juga mengatakan bahwa "bangsa Iran tidak perlu bom atom untuk memotong tangan Amerika Serikat."

Dia menyerukan Washington untuk meninggalkan kebijakan bermusuhan terhadap Teheran.

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan pada Selasa, bahwa petualangan militer atau tindakan agresi terhadap Republik Islam akan menemui respon cepat dan menghancurkan, kata TV satelit lokal, Press.

Vahidi mengatakan pada upacara yang dihadiri oleh pasukan kepolisian di Teheran bahwa Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) dan tentara memantau setiap aktivitas pasukan trans-regional di Teluk Persia dan Laut Oman.

"Petualangan dan setiap tindakan bermusuhan terhadap integritas teritorial Iran akan bertemu dengan respon yang menentukan, cepat dan menghancurkan dari angkatan bersenjata negara itu," katanya.

Vahidi menunjuk upaya AS untuk "menjelek-jelekkan" Iran dan meyakinkan negara-negara tetangga bahwa Iran adalah ancaman bagi keamanan mereka.

Vahidi juga mengatakan bahwa Washington bertujuan untuk mengambil kontrol dari gerakan Kebangkitan Islam, menjual senjata dan mengalihkan perhatian dari rencana-rencana yang menyenangkannya.

Ketua Majlis (parlemen) Iran Ali Larijani mengatakan pada Selasa bahwa kebijakan pemerintah Barat terhadap Iran kian ditingkatkan untuk menjadi perang psikologis, kata kantor berita resmi IRNA.

Meskipun Teheran berulangkali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat "damai", tetapi negara-negara Barat terus saja meningkatkan kekhawatiran bahwa Teheran akan menggunakan pengayaan uraniumnya untuk membuat senjata nuklir.

Ketegangan-ketegangan baru antara Iran dan Barat atas isu sensitif itu telah menyuarakan keprihatinan, bahwa Amerika Serikat dan Israel dapat mempertimbangkan melakukan serangan militer terhadap lokasi nuklir Iran.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Senin, bahwa setiap serangan militer terhadap Iran akan menjadi kesalahan serius.

Mengomentari peringatan Israel bahwa operasi militer terhadap Teheran menjadi lebih mungkin, Lavrov mengatakan tindakan seperti itu akan penuh dengan konsekuensi tak terduga.

Satu-satunya cara untuk memecahkan masalah nuklir Iran adalah melanjutkan pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman, katanya.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak pada Selasa membantah laporan-laporan media baru-baru bahwa pemerintahnya sedang bersiap untuk menyetujui serangan militer terhadap situs nuklir Iran, dan mengatakan bahwa keputusan itu belum tercapai.

Harian Ha`aretz melaporkan pekan lalu bahwa Barak dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah melobi menteri kabinet dalam upaya untuk mengamankan mayoritas serangan terhadap Iran, meskipun ada penilaian bahwa respon Iran berpotensi mendatangkan malapetaka pada Israel.

Menolak laporan itu sebagai "tidak berdasar," Barak mengatakan bahwa wacana publik tentang masalah ini telah "membawa kampanye (media) tidak berdasar dan intimidasi yang berlebihan," demikian Xinhua dan OANA.

Iran dikepung pusat mata-mata Barat

Teheran (Fokus Internasional/ANTARA News/Xinhua-OANA) - Seorang anggota parlemen Iran  mengatakan bahwa negerinya telah dikepung oleh pusat mata-mata pihak Barat di dekat perbatasannya di negara tetangga.

Zohre Elahian, anggota Komisi Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di parlemen Iran, mengatakan bahwa dinas rahasia Mossad dari Israel, Pusat Agen Intelijen Amerika Serikat (CIA), dan M16 dari Inggris, yang mendirikan pusat mata-mata di perbatasan barat, utara dan timur Iran, kata kantor berita lokal Mehr.

Semua dinas rahasia tersebut memiliki pusat mereka di Irak, Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan dan Azerbaijan di dekat perbtasan negara itu dengan Iran, kata Elahian sebagaimana dikutip Mehr.

Pangkalan mata-mata tersebut bertugas melancarkan aksi teroris dan operasi intelijen terhadap Iran dan warganegaranya, kata anggota parlemen itu sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis WIB.

Iran berbatasan dengan Irak dan Turki di barat, Azerbaijan, Armenia dan Turkmenistan di utara, Afghanistan dan Pakistan di timur. Di sebelah selatan Iran ada Teluk --yang oleh Iran disebut Teluk Persia dan negara Arab dinamakan Teluk Arab-- dan Laut Oman.

Iran menyatakan, dalam beberapa tahun belakangan Teheran telah menangkap sejumlah mata-mata AS dan Yahudi di negeri tersebut.

Pada 2009, Iran menangkap tiga pendaki AS dengan tuduhan memasuki negeri itu secara gelap dan melakukan kegiatan mata-mata. Perempuan pendaki, Sarah Shourd, dibebaskan pada 2010 dengan jaminan 500.000 dolar AS, dan dua pendaki lagi --Shane Bauer serta Josh Fattal-- dibebaskan pada September 2011, juga dengan jaminan masing-masing 500.000 dolar AS.

Iran sedang menghadapi pertikaian dengan Barat, terutama Amerika Serikat, mengenai program nuklirnya.

Pada Selasa (8/11) Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), di dalam laporan paling akhirnya mengenai program nuklir negara Persia itu, menyatakan bukti "yang bisa dipercaya" memperlihatkan Iran telah terlibat dalam proyek dan percobaan yang berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir.

"Informasi menunjukkan Iran telah melakukan kegiatan yang relevan dengan pembuatan bahan peledak nuklir," kata Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano di dalam laporan tersebut.

Setelah penilaian yang ketat, menyeluruh dan dapat dipercaya mengenai keterangan luas yang dimiliki, IAEA percaya Iran telah melakukan kegiatan "yang teratur dan sistematis yang secara khusus ditujukan kepada senjata nuklir" setidaknya sampai akhir 2003, kata laporan itu.

Laporan tersebut juga mengisyaratkan Iran "barangkali masih melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir sampai akhir tahun lalu", termasuk percobaan yang menghasilkan percobaan, tes dan komponen yang berkaitan.

Sebagian kegiatan itu "mungkin masih berlangsung", kata laporan tersebut.

Iran telah lama berkeras bahwa kegiatan nuklirnya semata-mata bertujuan damai seperti memenuhi kebutuhan akan energi yang terus bertambah.

Banyak pengulas percaya Amerika Serikat dan sekutu Baratnya akan mengutip temuan di dalam laporan tersebut untuk mendorong sanksi yang lebih keras dan lebih melumpuhkan.

Teheran sepenuhnya menolak laporan itu dan berkeras Iran tak memiliki program senjata nuklir. Iran juga mengeritik laporan IAEA tersebut sebagai "tidak seimbang, tidak profesional dan dilatar-belakangi politik".

Rabu, 09 November 2011

Mahmoud Ahmadinejad
TEHERAN--(Fokus Internasional / MICOM) Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Selasa (8/11), menyeru Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) agar mengeluarkan laporan mengenai simpanan senjata atom dan hulu ledak Amerika Serikat.

Demikian laporan kantor berita setempat Fars. "IAEA mesti mengeluarkan laporan mengenai bom atom AS yang disembunyikan di 1.000 pangkalan militernya," kata Ahmadinejad sebagaimana dikutip.

IAEA lebih baik melaporkan senjata atom AS dan bukan mengeluarkan laporan tak nyata tentang program nuklir sipil negara independen seperti Iran.

"IAEA menjadi alat di tangan sejumlah negara untuk mengendalikan dunia," kata Presiden Iran tersebut sebagaimana diberitakan Xinhua.

Iran: dokumen itu palsu

Ayatollah Seyyed Ahmad Khatami
Teheran (Fokus Internasional / ANTARA News) - Anggota senior asosiasi pakar di Iran, Ayatollah Seyyed Ahmad Khatami, mengatakan bahwa dokumen Badan Atom dan Energi Internasional (IAEA) mengenai program peluru kendali Iran itu palsu, demikian Kantor Berita IRNA seperti dikutip Xinhua.

Khatami meminta Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano untuk "tidak mencemarkan nama baik pengawas nuklir dengan membuka dokumen palsu."

Sementara Menteri Luar Negeri Teheran Ali-Akbar Salehi mengatakan dokumen IAEA soal program rudal itu "tidak berdasar dan tidak beralasan."

IAEA diharapkan memberikan laporan terkait program nuklir Iran minggu depan, yang mengisyaratkan keterlibatan Iran dalam penggunaan senjata nuklir meski PBB telah menjatuhkan sanksi.

Pada Sidang Umum PBB, Amano sendiri mengatakan terlalu dini mengambil kesimpulan dan laporan itu bisa memperuncing ketegangan di Timur Tengah.

Dia mendesak Iran untuk bekerja sama dengan IAEA dan membuktikan bahwa program nuklirnya dipergunakan untuk tujuan damai.
Tehran (Fokus Internasional / ANTARA News) - Ulama Mesir dari aliran Azmieh, Aala Mazi Abulazaem, mengatakan dia akan memproklamasikan "jihad" jika rezim Zionis atau Amerika Serikat atau siapa saja sekutu mereka, menyerang Iran.

Menurut laman al-Fajar dari Mesir, Abulazaem menekankan bahwa serangan kasar dunia terhadap Iran adalah mustahil karena kekuatan besar dunia takut kepada kekuatan militer Iran.

Dia menggarisbawahi bahwa dalam kasus itu, para pengikut aliran Azmieh siap bertarung bahu membahu dengan saudara-saudaranya di Iran melawan para agresor.  Demi membela Republik Islam Iran, dia akan menerbitkan dekrit jihad.

Dia menyeru kekuatan Islam dan politik di Mesir mewaspadai persekongkolan yang menyasar keamanan dan konsolidasi dunia Islam dan Arab, serta melawan musuh bersama yaitu rezim Zionis dan AS yang akan menyerang Iran.

Ulama terkenal Mesir itu mengatakan bahwa meskipun Iran mendukung perlawanan bangsa Palestina dan gerakan-gerakan perlawanan lainnya di dunia Arab, namun sayangnya sejumlah pengkhianat di dunia Arab ingin melemahkan Iran.

Abulazaem menyebut Tehran "pintu penghubung dunia Muslim" dan menekankan bahwa Iran adalah garis merah yang jika diserang tak akan diabaikan oleh negara-negara Islam lainnya.

Israel Bantah Akan Serang Iran

Ehud Barak
JERUSALEM, (Fokus Internasional / KOMPAS.com) — Israel mencoba menurunkan ketegangan seputar spekulasi serangan militer terhadap instalasi nuklir Iran dengan mengatakan belum ada operasi militer apa pun yang telah diputuskan. Langkah Israel itu diambil setelah beberapa negara kekuatan utama di Eropa menyuarakan penolakan terhadap opsi operasi militer.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menegaskan, Pemerintah Israel hingga saat ini belum memutuskan untuk menggelar operasi militer terhadap Iran. ”Perang bukan piknik. Kami menginginkan piknik. Kami tak ingin perang,” kata Barak kepada Radio Israel, Selasa (8/11/2011).
Barak juga membantah laporan ”delusional” media Israel yang menunjukkan seolah-olah dia dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan memilih jalan kekerasan untuk melawan Iran.
Spekulasi serangan militer terhadap Iran ini sempat memanas setelah Presiden Israel Shimon Peres mengatakan di beberapa media Israel akhir pekan lalu bahwa operasi militer untuk menghentikan program nuklir Iran makin mendekati kenyataan. Pernyataan Peres langsung memicu berbagai reaksi dari beberapa negara Eropa.

Retorika berbahaya
Rusia melalui Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov terang-terangan menyebut operasi militer terhadap Iran akan menjadi ”kesalahan sangat serius”. Keberatan Rusia terhadap jalan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan program nuklir Iran ini kembali disampaikan Presiden Dmitry Medvedev saat berkunjung ke Berlin, Jerman, Selasa.
Medvedev menyebut ancaman Israel untuk menyerang Iran adalah sebuah ”retorika berbahaya” yang bisa menimbulkan ”malapetaka”. ”Terkait dengan pernyataan militan bahwa Israel atau pihak lain siap menggunakan kekerasan terhadap Iran atau negara lain di Timur Tengah, itu adalah retorika yang sangat berbahaya,” ujar Medvedev dalam konferensi pers bersama Presiden Jerman Christian Wulff.
Medvedev mendesak semua pihak untuk menahan diri dan memperingatkan bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun bisa berujung pada konflik besar yang akan menjadi malapetaka bagi Timur Tengah.
Pernyataan senada disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle. Dalam wawancara dengan surat kabar Hamburger Abendblatt, Westerwelle mengatakan, debat mengenai serangan militer terhadap Iran berbahaya dan justru hanya akan memperkuat Pemerintah Iran saat ini.
”Saya peringatkan untuk tidak mengangkat gagasan tentang opsi-opsi militer ini. Ini adalah debat yang hanya akan memperkuat pemerintahan Iran daripada melemahkan mereka,” ucap Westerwelle.
Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe menambahkan, operasi militer terhadap Iran akan menyebabkan kerusakan yang tak bisa diperbaiki lagi. Juppe mengaku Perancis sangat khawatir dengan potensi militerisasi program nuklir Iran yang bisa membahayakan stabilitas keamanan kawasan, tetapi juga tidak mendukung operasi militer.

Bukti baru
Segala debat soal serangan militer terhadap Iran ini terjadi menjelang pengumuman laporan terbaru Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengenai perkembangan program nuklir Iran. Beberapa diplomat Barat yang sudah melihat isi laporan itu mengatakan, ada bukti-bukti baru yang mengindikasikan Iran sedang mengembangkan senjata nuklir dengan kedok program nuklir untuk tujuan sipil. Iran disebut mulai menguasai teknologi pembuatan senjata nuklir dengan bantuan beberapa ilmuwan dari Rusia, Korea Utara, dan Pakistan.
Para diplomat yang dikutip Associated Press (AP) mengatakan, ada bukti-bukti yang menunjukkan Iran sudah membuat model komputer sebuah hulu ledak nuklir. Ada pula citra satelit yang diyakini IAEA sebagai kotak baja berukuran besar yang biasa digunakan untuk uji coba senjata nuklir.

Segala cara
Juppe mengatakan, jika laporan IAEA yang akan dipublikasikan secara resmi Rabu ini benar-benar menunjukkan indikasi pembuatan senjata nuklir oleh Iran, Perancis akan mendukung sanksi baru dari PBB terhadap Iran. Meski demikian, Perancis akan mencegah aksi militer.
”Posisi Perancis sangat jelas, jika kita perlu memberikan sanksi, kami siap. (Tetapi) saya pikir kami harus melakukan segala cara untuk menghindari kerusakan yang tak bisa diperbaiki yang akan ditimbulkan oleh aksi militer,” tandas Juppe.
Iran sendiri kembali membantah bocoran laporan tersebut. Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, pihak Barat dan AS ingin menerapkan tekanan terhadap Iran tanpa bukti dan argumentasi yang kuat. ”Tak ada bukti serius bahwa Iran akan membuat hulu ledak nuklir,” kata Salehi.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menambahkan, Iran tak butuh senjata nuklir untuk menghadapi AS. ”Mereka seharusnya tahu, kami tak butuh bom (atom). Kami akan mengandalkan akal sehat dan logika,” tutur Ahmadinejad.
Yerevan (Fokus Internasional / ANTARA News) - Iran, Selasa mengatakan Barat tidak memiliki bukti kuat bahwa Teheran sedang mengembangkan senjata-senjata nuklir, menjelang satu laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

"Tidak ada bukti serius bahwa Iran sedang berusaha membuat satu hulu ledak nuklir," kata Menlu Ali Akbar Salehi, menjawab satu pertanyaan telepon dalam satu kunjungan ke Armenia.

"Barat dan Amerika Serikat terus menekan Iran tanpa argumen-argumen dan bukti-bukti serius," katanya.

Laporan IAEA yang diperkrikan akan disampaikan pekan ini sebagai kemungkinan pemicu serangan Israel terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran, demikian dikutip AFP.

Para diplomat mengatakan laporan itu akan dipusatkan usaha-usaha Republik Islam yang dituduh untuk menempatkan bahan nuklir dalam satu hulu ledak dan rudal-rudal yang sedang dikembangkan.

Penilaian IAEA sebelumnya dipusatkan pada usaha-usaha Iran untuk memproduksi bahan nuklir-- uranium dan plutonum -- yang bisa digunakan untuk tujuan-tujuan damai seperti pembangkit listrik atau digunakan untuk membuat bom atom.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ,Senin menuduh Israel dan Amerika Serikat berusaha mendukung serangan militer.

"Sekarang Israel dan Barat terutamaa Amerika,khawatir akan peran dan kemampuan Iran... Karena itu mereka berusaha menggalang dukungan internasional bagi satu operasi militer untuk menghentikan peran (Iran) itu," kata Ahmadinejad.

Presiden Israel Shimon Peres, Ahad memperingatkan bahwa serangan terhadap Iran menjadi semakin mungkin.

"Kemungkinan satu serangan militer terhadap Iran kini lebih dekat ditrapkan ketimbang aplikasi satu opsi diplomatik," kata Peres.

Salehi menegaskan kembali sikap Iran bahwa program nuklirnya adalah hanya untuk tujuan-tujuan damai.

"Kami telah berulang-ulang menyatakan bahwa kami tidak akan membuat senjata-senjata nuklir," katanya. "Sikap kami tetap bahwa kami tidak akan menggunakan program nuklir kami untuk tujuan lain selain untuk tujuan damai."

Para pejabat Iran, yang menurut para diplomat telah melihat laporan IAEA itu, membantah bahwa laporan itu didasarkan pada informasi palsu.

Tetapi Gedung Putih, Senin mengatakan pihaknya mengharapkan badan pengawas nuklir PBB itu menyuarakan kekhawatiran-kekhawatirannya, dan seperti biasanya menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer.

"Kami tentu mengharapkan itu dan memperkuat apa kami katakan tentang sikap Iran dan penolakannya untuk menjalankan kewajiban internasionalnya," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.

Kementerian luar negeri Jerman, Senin menyerukan "tekanan politik dan diplomatik lebih luas" pada Iran untuk melaksanakan komitmen-komitmen internasional menyangkut program nuklirnya.

Tetapi Menlu Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa setiap aksi militer akan "penuh dengan konsekuensi-konsekuensi yang tidak dapat diramalkan."

Iran sejauh ini menolak mehentikan aktivitas pengayaan uraniumnya kendatipun dikenakan beberapa babak sanksi PBB.
Moskow (Fokus Internasional / ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin menekankan perlunya pengembangan hubungan bilateral dalam pertemuan di Moskow, Senin.

Salehi dan Putin bertemu di sela-sela Pertemuan para Perdana Menteri Organisasi Kerja sama Shanghai (SCO) di Saint Petersburg pada Senin.

Putin dan Salehi menyerukan penggunaan yang lebih baik kapasitas SOC di berbagai bidang untuk mencapai tujuan yang diusulkan regional dan internasional.

Menteri luar negeri Iran dan perdana menteri Rusia membahas cara-cara untuk pengembangan hubungan antara Teheran dan SCO.

Kerja sama Organisasi Shanghai menggelar pertemuan tingkat menteri tiga hari dimulai di St Petersburg pada Senin.

Beberapa isu termasuk krisis ekonomi global, rekonstruksi dan rekonsiliasi nasional Afghanistan menjadi pusat perhatian di KTT SCO tahun ini.

Pertemuan, yang dimulai Senin, meletakkan dasar yang kokoh untuk kerja sama SCO dalam dekade berikutnya, dan akan signifikan untuk mempromosikan perkembangan sehat dan stabil, di wilayah itu pada umumnya.

Perdana menteri mengadakan pertemuan kelompok kecil sebelum bergabung dengan diskusi diperluas dengan semua peserta.

Upacara penandatanganan perjanjian dan konferensi pers bersama juga tercakup dalam agenda.

SCO telah berkembang di bidang keamanan, ekonomi dan budaya selama dekade terakhir, dan telah melihat hasil yang bermanfaat dalam meningkatkan saling percaya serta kerja sama antar negara anggotanya.

SCO adalah sebuah organisasi inter pemerintah internasional yang didirikan di Shanghai pada 15 Juni 2001 oleh enam negara: China, Rusia, Kazakhstan, Kirghistan, Tajikistan dan Uzbekistan.

Negara-negara anggotanya mencakup area seluas lebih dari 30 juta kilometer persegi, atau sekitar tiga perlima dari Eurasia, dengan populasi 1,455 miliar, sekitar seperempat dari total dunia.

Bahasa kerja mereka adalah China dan Rusia. Teheran tertarik bergabung pada blok ini.

Pada saat ini, Iran adalah anggota pengamat dari blok regional tersebut. Dengan pilar kembarannya, China dan Rusia, SCO dipandang sebagai penyeimbang terhadap unilateralisme Amerika Serikat.

Iran balik tuduh IAEA bermotif politik

Ali-Asghar Soltanieh
Teheran (Fokus Internasional / ANTARA News) - Wakil tetap Iran untuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Ali-Asghar Soltanieh, Selasa (8/11), mengatakan laporan badan PBB itu mengenai program nuklir Iran adalah tak seimbang, tak profesional dan bermotif politik.

Komentar Soltanieh disampaikan saat Direktur Jenderal IAEA Yukia Amano mengeluarkan laporan di Wina, yang menuding kegiatan Iran bertujuan membuat senjata nuklir.

"Laporan Amano bukan sesuatu yang baru dan itu adalah pengulangan dari tuduhan terdahulu terhadap Teheran, "kata Soltanieh sebagaimana dilaporkan Fars.

Iran sudah menjawab semua tuduhan itu dan telah membutkikan semuanya tak berdasar, tambah Soltanieh.

Dengan mengulangi tuduhan yang sama, Amano merusak suasana konstruktif yang telah tercipta antara Iran dan IAEA dalam beberapa bulan belakangan, kata utusan Iran tersebut kepada kantor berita setengah resmi ISNA, Selasa.

Amano telah mempersiapkan laporan itu di bawah tekanan negara tertentu Barat, termasuk Amerika Serikat, kata Soltanieh kepada ISNA, seperti dikutip Xinhua.

Iran telah berulangkali berkeras mengenai sifat damai dari program nuklirnya, negara Barat tetap saja menyampaikan keprihatinan bahwa "Iran akan memanfaatkan pengayaan uranium untuk membuat senjata nuklir".

IAEA tuduh Iran soal bom nuklir

Wina (Fokus Internasional / ANTARA News) - Bukti "yang bisa dipercaya" memperlihatkan Iran telah terlibat dalam proyek dan percobaan yang berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir, kata Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Selasa (8/11), di dalam laporan  terbaru mengenai program nuklir negara Persia itu.

"Informasi menunjukkan Iran telah melakukan kegiatan yang relevan dengan pembuatan bahan peledak nuklir," kata Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano di dalam laporan tersebut seperti dikutip Xinhua.

Setelah penilaian yang ketat, menyeluruh dan dapat dipercaya mengenai keterangan luas yang dimiliki, IAEA percaya Iran telah melakukan kegiatan "yang teratur dan sistematis yang secara khusus ditujukan kepada senjata nuklir" setidak-tidaknya sampai akhir 2003, kata laporan itu.

Laporan tersebut juga mengisyaratkan Iran "barangkali masih melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan senjata nuklir sampai akhir tahun lalu", termasuk percobaan yang menghasilkan percobaan, tes dan komponen yang berkaitan.

Sebagian kegiatan itu "mungkin masih berlangsung", kata laporan tersebut.

Pengawas nuklir PBB itu juga menyampaikan keprihatinan seriusnya di dalam laporan tersebut mengenai masalah bahwa program nuklir Iran "mungkin memiliki tujuan militer".

Laporan itu sejauh ini berisi "pernyataan paling jelas IAEA" tentang apakah Iran melakukan program nuklir untuk tujuan militer.

Namun, laporan tersebut masih tak bisa mencapai kesimpulan jelas mengenai apakah Iran sedang berusaha membuat senjata nuklir.
Beijing (Fokus Internasional / ANTARA News) - Iran harus menunjukkan "keikhlasan" dan "bekerja sama serius" dengan Badan Tenaga Atom Internasional,kata China, Selasa menjelang satu laporan penting yang merinci usaha-usaha Tehran yang dicurigai untuk membuat senjata nuklir.

Laporan intelijen terbaru Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) diperkirakan akan disampaikan pekan ini dan para diplomat mengatakan itu akan dipusatkan pada usaha-usaha Iran yang diduga untuk menempatkan bahan nuklir pada satu hulu ledak dan rudal-rudal yang dikembangkan.

China dan Rusia-- sekutu-sekutu penting republik Islam-- mendesak IAEA melunak atau bahjan tidak menyiarkan laporan yang ditunggu itu, kata para diplomat kepada AFP bulan lalu.

Tetapi juru bicara kementerian luar negeri China Hong Lei mengemukakan kepada wartawan, Selasa bahwa Teheran harus "menunjukkan keluwesan dan ketulusan dan melakukan kerja sama serius dengan badan itu" sementara juga mendesak IAEA bertindak "adil dan objektif".

"China menentang proliferasi senjata-senjata nuklir dan menentang pengembangan senjata nuklir oleh negara manapun di kawasan Timur Tengah," katanya kepada wartawan.

"Sangat penting mencegah konflik baru situasi keamanan Timur Tengah."

Penilaian IAEA sebelumnya dipusatka pada usaha-usaha Iran untuk memproduksi bahan nuklir--uranium dan plutonium-- yang dapat digunakan untuk tujuan damai seperti pembangkit listrik, atau untuk membuat bom atom.

Laporan terkini intelijen diperkirakan akan beredar Selasa atau Rabu,kemungkinan akan difokuskan mengenai usaha-usaha Iran untuk menempatkan bahan radioaktif dalam hulu ledak rudal-rudal yang dikembangkan.

Iran, yang dikenakan empat babak resolusi Dewan Keamanan PBB, mengatakan kegiatan nuklirnya adalah untuk tujuan damai dan membantah tuduhan-tuduhan itu sebagai tidak benar.

Selasa, 08 November 2011

Iran Siap Perang Lawan Israel

Taheran, (Fokus Internasional/Kompas) Iran siap berperang, demikian Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi merespons laporan soal rencana Israel melancarkan serangan terhadap negaranya, seperti dilansir surat kabar Israel Haaretz, Kamis (3/11/2011). "Kami sudah mendengar ancaman dari Israel selama delapan tahun. Kami adalah bangsa yang bersatu... ancaman semacam itu bukan hal baru bagi kami," kata Salehi kepada surat kabar Turki, Hurriyet.
Lebih lanjut Salehi memperingatkan, jika ada negara yang berupaya menyerang, Iran tidak akan ragu untuk membalasnya. "Kami percaya diri. Kami bisa melindungi negara kami," tegas Salehi.
Pernyataan Salehi dilontarkan sehari setelah kepala staf militernya menyatakan Israel akan "dihukum berat" atas setiap serangan ke tanah Iran.
"Kami akan membuat mereka menyesali kesalahan (menyerang Iran) semacam itu dan akan menghukum mereka," kata Jenderal Hassan Firouzabadi kepada kantor berita Iran, ISNA, Rabu (2/11/2011).
"Jika ada serangan oleh rezim Zionis, Amerika Serikat juga akan terkena," imbuhnya tanpa memerinci lebih lanjut.
Di lain pihak, Inggris juga meningkatkan persiapan untuk serangan militer terhadap Iran, surat kabar The Guardian melaporkan, Rabu (2/11/2011).
Surat kabar Inggris itu melaporkan, London terus menunjukkan kekhawatirannya atas program nuklir Iran dan bersiap mengerahkan kapal-kapal perangnya dalam beberapa bulan mendatang untuk membantu jika sewaktu-waktu AS menyerang Iran.
Harian itu mengutip seorang pejabat senior Inggris yang menyatakan keyakinannya bahwa Iran telah memiliki kemampuan teknologinya yang mendapat serangan dunia maya tahun lalu.
Pemerintah Teheran menyatakan, virus Stuxnet menyerang komputer-komputer karyawan di pembangkit nuklir Bushehr, namun virus itu tidak mengenai sistem utamanya. Januari lalu, New York Times melaporkan virus itu merupakan upaya bersama Israel-AS untuk mengacaukan program nuklir Iran.
Menlu Rusia, Sergei Lavrov
Moscow (Fokus Internasional / IRIB ) - Menlu Rusia, Sergei Lavrov, memperingatkan konsekuensi dari segala bentuk serangan terhadap Iran atas program nuklirnya.

Hal itu dikemukakan Lavrov Senin malam (7/11) seraya menegaskan bahwa hal itu akan menjadi kekeliruan fatal dengan konsekuensi yang tidak dapat diprediksikan.

"Intervensi militer hanya akan menimbulkan kelipatan korban dan penderitaan manusia," katanya sebagaimana dikutip AFP.

Lavrov menambahkan bahwa tidak ada solusi militer untuk program nuklir Iran.

Pernyataan Menlu Rusia itu mengemuka setelah rezim Zionis Israel kembali mengulang retorika agresifnya anti-Iran. Presiden Israel Shimon Peres mengancam bahwa kemungkinan serangan ke Iran semakin menguat.

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu kepada Knesset Senin pekan lalu berupaya menggalang dukungan bagi serangan militer terhadap Iran.

Didukung oleh Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, dan Menteri Luar Negeri, Avigdor Lieberman, Netanyahu menyatakan bahwa Israel harus terus mendorong Barat memberlakukan tekanan ekonomi dan politik lebih hebat terhadap Iran.

Dikatakannya pula bahwa setiap aksi anti-Iran harus dilakukan dengan koordinasi penuh Amerika Serikat.

Israel, yang memiliki lebih dari 300 hulu ledak nuklir, bersama dengan AS menuding Tehran mengacu pada produksi senjata destruksi massal dalam program nuklirnya.

Menyusul tekanan AS dan Israel, Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan empat putaran sanksi terhadap Iran.

Pekan lalu, rezim Zionis Israel mengujicoba rudal balistik Jericho 3 yang diyakini dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.

Di lain pihak, para pejabat Iran juga memastikan bahwa Tehran akan menunjukkan respon tegas terhadap segala bentuk serangan.
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad
Taheran (Fokus Internasional / IRIB ) - Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menilai keputusan Ankara untuk menjadi tuan rumah sistem perisai rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan menghancurkan kepentingan Turki dan seluruh negara di kawasan.

Dalam wawancaranya dengan koran al-Akhbar pada Senin (7/11) Ahmadinejad menyatakan, "Kami meyakini bahwa masalah ini (perisai rudal NATO) merupakan pemaksaan terhadap bangsa Turki."

Pada 2 September lalu, pemerintah Turki secara resmi mengumumkan kesiapannya menjadi tuan rumah sistem perisai rudal NATO.

Di saat Ankara menyatakan bahwa sistem perisai rudal NATO itu bertujuan memperkokoh kemampuan pertahanan nasional Turki dan tidak menarget negara manapun, Rusia mengkritik langkah itu dan menuding NATO tengah memperluas pengaruhnya hingga ke wilayah Timur.

Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, kolaborasi Turki dan NATO akan menjadi langkah awal program pertahanan rudal global Amerika Serikat di kawasan Eropa.

Presiden Iran di bagian lain pernyataannya, menyinggung krisis yang tengah berkecamuk di Suriah sebagai hasil dari konspirasi Amerika-Zionis.

"Kekuatan hegemoni dunia berusaha menghancurkan gerakan muqawama dan Suriah merupakan salah satu pusat muqawama," kata Ahmadinejad sebagaimana dikutip IRNA.

Ditegaskannya bahwa sikap Iran terkait krisis di Suriah adalah mengajak pemerintah dan kelompok oposisi untuk berdialog dan menentang campur tangan pihak asing dalam masalah intenal negara itu.

Ahmadinejad menambahkan, Amerika sangat berharap dapat melukai Iran, namun seperti yang telah tercatat dalam sejarah, tidak ada pihak yang senang setelah melakukan ploat anti-bangsa Iran.
Ayatollah Ahmad Khatami
Teheran (Fokus Internasional / ANTARA News) - Ulama Iran Ayatollah Ahmad Khatami memperingatkan Kepala Badan Energi Atom Internasional pada Senin untuk tidak menjadi "alat Amerika Serikat" terhadap Iran.

Ulama garis keras itu mengecam Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano dalam khotbah Idul Adha di Teheran.

"Jika Mr Amano bertindak seperti satu instrumen Amerika Serikat dan menerbitkan kebohongan-kebohongan dengan memberikan kepada mereka dokumen-dokumen, IAEA akan kehilangan kredibilitas," kata Khatami, seorang ulama berpengaruh yang sering memimpin shalat Jumat di Teheran.

Komentar-komentarnya itu muncul pada saat badan pengawas nuklir PBB itu siap untuk mengedarkan satu data intelijen baru di kalangan anggotanya pada Selasa atau Rabu, yang diharapkan untuk fokus pada upaya tuduhan terhadap Iran menempatkan bahan radioaktif di dalam hulu ledak dan mengembangkan rudal-rudal.

"Laporan ini tidak akan mencakup beberapa jenis `senjata asap`, kata seorang diplomat Barat kepada AFP. "Tapi itu akan merupakan suatu bukti luas bahwa akan sangat sulit bagi Iran untuk menyangkal sebagai kepalsuan, karena mereka telah lakukan di masa lalu."

Para pejabat Iran telah melihat informasi IAEA yang bermarkas di Wina, bahwa para diplomat mengatakan kepada AFP, dan Menteri Luar Negeri Ali Akbar Salehi mengatakan dalam komentar-komentar yang

diterbitkan di Iran pada Minggu, bahwa itu didasarkan pada tuduhan "palsu".

Amano mengatakan dalam satu laporan September, bahwa ia "semakin khawatir" tentang "kemungkinan dimensi militer" kegiatan atom Iran, termasuk yang "terkait dengan pengembangan muatan nuklir untuk rudal."

Para pejabat Barat yang dikutip oleh The Washington Post mengatakan, kekhawatiran itu diperkuat intelijen bahwa Iran terus melakukan penelitian berkaitan dengan senjata setelah tahun 2003.

Menurut badan-badan intelijen AS, para pemimpin Iran menghentikan percobaan-percobaan seperti itu sebagai tanggapan atas tekanan internasional dan domestik.

Surat kabar itu melaporkan pada Minggu bahwa pemerintah Iran telah menguasai langkah penting yang dibutuhkan untuk membangun sebuah senjata nuklir setelah menerima bantuan dari ilmuwan asing.

Mengutip diplomat Barat yang tak disebutkan namanya dan ahli nuklir, kata surat kabar itu, ilmuwan senjata Soviet diduga telah mengajari Iran mengenai bangunan detonator presisi tinggi jenis yang digunakan untuk memicu reaksi berantai nuklir.

Teknologi penting itu terkait dengan para ahli di Pakistan dan Korea Utara, yang juga membantu mendorong Iran untuk berkemampuan senjata nuklir, kata laporan itu.
Menlu Inggris William Hague
Strasbourg (Fokus Internasional / ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Inggris William Hague, Senin (7/11), menyerukan tekanan internasional "yang ditingkatkan", dan bukan campur tangan militer, guna mengakhiri represi di Suriah.

"Saya kira jawaban (atas penindasan) saat ini atau setelahnya bukan campur tangan militer dari luar," kata Hague kepada wartawan di Strasbourg, setelah pertemuan dengan para menteri Dewan Eropa.

Situasi di Suriah "jauh lebih rumit" ketimbang keadaan di Libya sebelum NATO ikut campur pada Maret, katanya.

"Kita takkan bisa menerapkan jawaban yang sama di Suriah seperti di Libya," kata Hague sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. "Namun saya memang berpendapat kita mesti menerapkan tekanan internasional yang ditingkatkan terhadap rejim (Bashar) Al-Assad."

Sanksi tambahan terhadap pemerintah Presiden Bashar Al-Assad akan diajukan, kata Hague.

"Tentu saja, Inggris ingin satu resolusi dapat disahkan di Dewan Keamanan PBB sehingga menghasilkan pengutukan dunia atas penggunaan kekerasan terhadap rakyat sipil oleh rejim Suriah," katanya.

Suriah saat ini menghadapi sanksi AS dan Uni Eropa, tapi Rusia dan China memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang ditujukan terhadap Damaskus pada Oktober.

Komentar Hague dikeluarkan saat oposisi Dewan Nasional Suriah menyerukan "perlindungan internasional buat rakyat sipil" di tempat bergolak di kota Homs di Suriah tengah, Homs --yang dikepung oleh pasukan pemerintah dan tempat bentrokan mematikan antara tentara dan tersangka tentara pembelot.

Hague mengatakan ia "mencela" penindasan brutal sejak protes anti-pemerintah meletus pada pertengahan Maret. Menurut perkiraan PBB, sebanyak 3.000 diduga telah tewas dalam peristiwa tersebut.

"Tentu saja, kami harus menilai rejim Suriah melalui tindakannya, bukan lewat kata-katanya. Tindakannya tetap tak bisa diterima dan merupakan pelanggaran total terhadap konsep paling dasar hak asasi manusia," kata Hague.

"Sangat mengecewakan bahwa itu terjadi sekarang, setelah pemerintah Suriah menyatakan beberapa hari lalu bahwa pemerintah telah menerima baik permintaan Liga Arab untuk menarik pasukannya dari kota besar dan kecil, untuk membebaskan tahanan politik dan mengakhiri pembunuhan," kata Hague.

Liga Arab telah menuduh Suriah gagal menghormati komitmennya bagi rencana yang ditaja Arab guna mengakhiri kekerasan terhadap pemrotes.

Amerika Serikat, Senin (7/11), menyatakan Washington meningkatkan sanksi terhadap Suriah.
Kota Gaza (Fokus Internasional / ANTARA News) - Tiga warga Palestina terluka akibat serangan Israel di timur Kota Gaza, Senin, kata seorang pejabat medis Gaza dan militer Israel.

"Tiga warga Palestina terluka akibat serangan Israel di distrik Shejaiyah di timur Kota Gaza," kata juru bicara pelayanan darurat Adham Abu Selmiya pada AFP. Ia menambahkan, satu orang luka sedang dan dua lainnya menderita luka ringan.

Sebuah pernyataan militer Israel mengatakan tentara telah menyerang "regu teroris yang menanam dua bom dekat pagar keamanan di Jalur Gaza selatan. Tentara menembak ke arah tersangka, memastikan hantaman itu.

Insiden itu terjadi dua hari setelah seorang gerilyawan dari sayap bersenjata Jihad Islam tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel di Khan Zunis di Gaza selatan.

Kerusuhan tingkat rendah telah terjadi di dan sekitar Gaza selama sepekan terakhir tapi tidak memburuk menjadi pertempuran mati-matian seperti yang terjadi pada 29-30 Oktober ketika kekerasan yang dibalas dengan kekerasan yang sama menyebabkan 12 gerilyawan Palestina dan seorang warga sipil Israel tewas.

Kelompok-kelompok gerilyawan mengatakan mereka menjalankan perjanjian gencanan senjata yang diperantarai Mesir tapi memiliki hak untuk membalas setiap serangan Israel, sementara Israel mengatakan mereka akan menyerang gerilyawan yang bermaksud menembakkan roket melintasi perbatasan.
Aden (Fokus Internasional / ANTARA News/Reuters) - Enam gerilyawan tewas dalam bentrokan dengan pasukan pemerintah di provinsi Abyan, Yaman selatan, kata seorang pejabat setempat, Senin, sehingga jumlah kematian militan menjadi 11 di daerah itu dalam dua hari ini.

Empat orang, termasuk seorang prajurit, terluka dalam bentrokan di ibu kota provinsi itu, Zinjibar, pada Minggu malam.

Sabtu, seorang pejabat setempat mengatakan, pasukan membunuh lima orang yang diduga gerilyawan Al-Qaida di Zinjibar, seorang diantaranya warga Irak dan seorang lagi warga Arab Saudi.

Sejak protes anti-pemerintah meletus di Yaman pada akhir Januari, militan memanfaatkan melemahnya kekuasaan pusat dengan membangun pangkalan di sejumlah provinsi selatan.

Pasukan keamanan Yaman selama beberapa pekan memerangi kelompok orang bersenjata yang dituduh sebagai anggota Al-Qaida di Abyan, Yaman selatan, khususnya di ibu kota provinsi itu, Zinjibar, yang sebagian besar dikuasai oleh militan sejak Mei.

Kekerasan menewaskan ratusan prajurit sejak militan bersenjata yang menamakan diri "Pengikut Sharia" menguasai sebagian besar Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan, pada 29 Mei.

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Al-Qaida, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun.

Pertempuran di Abyan itu berlangsung ketika protes massal yang menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh memasuki bulan kesepuluh, yang melumpuhkan sejumlah kota dan mendorong negara itu ke dalam ketidakpastian politik.

Saleh, yang berada di sebuah rumah sakit di Arab Saudi sejak Juni setelah ia cedera dalam serangan bom terhadap istananya di Sanaa, kembali ke Yaman pada 23 September dengan menjanjikan perdamaian.

Demonstrasi di Yaman sejak akhir Januari yang menuntut pengunduran diri Saleh telah menewaskan ratusan orang.

Dengan jumlah kematian yang terus meningkat, Saleh, sekutu lama Washington dalam perang melawan Al-Qaida, kehilangan dukungan AS.

Pemerintah AS mengambil bagian dalam upaya-upaya untuk merundingkan pengunduran diri Saleh dan penyerahan kekuasaan sementara, menurut sebuah laporan di New York Times.

Para pejabat AS menganggap posisi Saleh tidak bisa lagi dipertahankan karena protes yang meluas dan ia harus meninggalkan kursi presiden, kata laporan itu.

Meski demikian, Washington memperingatkan bahwa jatuhnya Saleh selaku sekutu utama AS dalam perang melawan Al-Qaida akan menimbulkan "ancaman nyata" bagi AS.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaida memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaida. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.

Miss Venezuela dinobatkan Miss World 2011

Miss Venezuela Ivian Lunasol Sarcos
Moscow (Fokus Internasional / ANTARA News) - Miss Venezuela, Ivian Lunasol Sarcos Colmenares, akhirnya dinobatkan sebagai Miss World 2011 pada kontes kecantikan bergengsi ke 61, di London, Ahad (6/11).

Perempuan cantik berusia 21 tahun itu berhasil mengalahkan 122 perempuan cantik lainnya yang merupakan wakil dari berbagai dunia.

Sementara itu, juara kedua diraih oleh kontestan asal Filipina dan juara ketiga diberikan pada kontestan asal Puerto Rico.

Berdasarkan biografi yang diperoleh dari laman Miss World, Ivian merupakan sarjana sumber daya manusia dan kini bekerja di sebuah perusahaan broadcasting. Ambisi perempuan berambut panjang itu adalah untuk menyuarakan dan bekerja bagi anak-anak.

Ivian, yang berasal dari keluarga besar dengan total saudara kandung 12 orang, gemar bermain voli, dan tertarik pada olahraga outdoor seperti panjat gunung dan treking.

Ivian terlihat berbinar-binar saat disematkan mahkota berlian oleh Miss World 2010, Alexandria Mills.

Kamerawan tewas saat meliput daerah kumuh

Rio de Janeiro (Fokus Internasional / ANTARA News) - Seorang juru kamera televisi Brasil, Minggu pagi, tewas ditembak saat meliput penyerbuan polisi di luar Rio de Janeiro, pada saat peluru terbang di salah satu kota kumuh yang paling terkenal.

Gelson Domingos, 46 tahun, tertembak di dada ketika meliput operasi khusus polisi di kota pelabuhan kumuh Brazil Antares dan dinyatakan meninggal di rumah sakit setempat.

Para pejabat mengatakan, peluru yang menewaskan Domingos menembus pelindung jaket antipeluru yang ia pakai.  Ia tewas ketika tiba di satu kamar darurat rumah sakit.

"Upaya untuk menyadarkan dia tidak berhasil," kata pernyataan pemerintah seperti dikutip AFP.

Polisi mengatakan bahwa wartawan tidak diundang untuk meliput serangan itu karena sangat berbahaya, sementara Persatuan Wartawan Rio menyalahkan TV Bandeirantes atas kematian kamerawannya itu.

"Rompi anti peluru tidak aman terhadap senjata yang digunakan oleh obat para pedagang obat dan polisi," kata ketua organisasi Suzana Blass.

Empat tersangka kriminal tewas dan delapan tersangka penyelundup narkoba ditangkap dalam operasi itu, kata polisi.

Karena Rio akan menuanrumahi Piala Dunia 2014 dan final Olimpiade 2016, pihak berwenang Brazil melancarkan operasi-operasi keamanan besar-besaran ke beberapa daerah kumuh untuk membasmi sarang kejahatan dan kekerasan.
Brasilia (Fokus Internasional / ANTARA News) - Brazil adalah pemimpin dunia dalam perang melawan kelaparan dan pengalamannya dapat dibagi dengan negara lain, kata kepala Program Pangan Dunia (WFP) --yang sedang berkunjung ke negeri itu-- Josette Sheeran, Senin (7/11).

"Sebagai pelopor dunia dalam perang melawan kelaparan, Brazil memiliki kekayaan pengalaman yang dapat dibagi dengan pemerintah yang ingin mempelajari cara mereka bisa mencapai keberhasilan dan menyesuaikannya dengan keadaan di negara mereka sendiri," katanya.

Pejabat PBB tersebut mengeluarkan pernyataan itu di kota Salvador di bagian timur-laut negeri itu, saat meresmikan cabang setempat Center of Excellence Against Hunger, yang baru didirikan dan berpusat di ibu kota Brazil, Brasilia.

Brazil, pusat ekonomi di Amerika Latin, telah berhasil menerapkan strategi "Zero Hunger" untuk mengentaskan orang miskin dan kerawanan pangan. Program makan di sekolahnya mencapai sebanyak 45 juta anak per tahun.

"Brazil telah melancarkan perang melawan kelaparan dan kekurangan gizi secara sungguh-sungguh dan sekarang termasuk di antara negara yang mampu mengalahkan kelaparan dengan lebih cepat dibandingkan dengan negara mana pun di Bumi," kata Sheeran sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. "Kami akan jadi mitra dalam mengantarkan keberhasilan ini buat negara lain yang sedang berusaha mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi."

Pusat itu, gagasan bersama antara WFP dan Brazil, bertugas membantu semua negara dalam meningkatkan, mengembangkan dan akhirnya mengelola sendiri porgram makanan sekolah nasional mereka guna meningkatkan gizi, pendidikan dan keamanan pangan bagi anak sekolah.

Pusat tersebut akan membantu semua pemerintah di Afrika, Asia dan Amerika Latin dengan memanfaatkan keahlian WFP dan Brazil memerangi kelaparan, dan pada saat yang sama meningkatkan model pemberian makanan di sekolah secara berkesinambungan dan jaring keamanan gizi serta pangan lain.

Pusat itu sudah meluncurkan kemitraan antara WFP, Brazil dan Mozambik, Timor Timur serta Haiti.

Selama berada di Brazil, Direktur Pelaksana WFP tersebut berencana bertemu dengan Presiden Dilma Rousseff.

Korban tewas banjir Thailand capai 506 jiwa

Bangkok (Fokus Internasional / ANTARA News) - Bencana banjir terburuk di Thailand dalam 50 tahun terakhir telah menelan korban tewas sebanyak 506 jiwa, kata pernyataan resmi Departemen Pencegahan Bencana dan Mitigasi Thailand, Ahad.

Seperti yang dilaporkan kantor berita Xinhua, banjir yang terjadi sejak akhir Juli itu telah melanda lebih dari sembilan juta orang di 64 propinsi, atau lebih dari empat-perlima dari wilayah negara tersebut.

Selain itu, banjir telah menerjang puluhan ribu industri, sehingga lebih dari 600.000 orang terancam kehilangan pekerjaan mereka.

Xinhua juga melaporkan, meskipun banjir sudah mulai surut di beberapa provinsi bagian hulu, namun masih melanda di 25 provinsi di wilayah bagian timur laut dan pusat, termasuk ibu kota Bangkok.

Banjir diperkirakan telah merendam 1,2 juta rumah atau 3,2 juta orang.
Srinagar, India (Fokus Internasional / ANTARA News) - Sejumlah orang cedera dalam bentrokan sengit antara polisi dan demonstran di Kashmir India setelah sholat Idul Adha, Senin, kata polisi.

Polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan pemrotes yang meneriakkan slogan-slogan anti-India dan pro-kemerdekaan, kata beberapa saksi, lapor AFP.

Pasukan keamanan bergerak setelah ratusan muslim, yang sebagian besar pemuda, keluar dari masjid dan melakukan demonstrasi di kota-kota Anantnag dan Sopore.

Pemrotes mundur ke gang-gang sempit dan melempari polisi dan pasukan paramiliter dengan batu, yang menyulut kekerasan.

Sedikitnya empat polisi dan tiga pemrotes cedera, kata seorang polisi yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Ribuan polisi dan aparat paramiliter ditempatkan di ibu kota musim panas Kashmir, Srinagar, untuk mencegah berulangnya protes keras yang melanda kota itu tahun lalu pada Hari Raya Idul Adha.

Pemimpin separatis senior Syed Ali Geelani dikenai penahanan rumah, kata kantornya.

Kashmir India tahun lalu dilanda protes terbesar terhadap kekuasaan India, yang menewaskan lebih dari 110 pemrotes, sebagian besar akibat tembakan polisi terhadap pemuda pelempar batu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Senin, 07 November 2011

Pemred Fokus Internasional, Jenry Frans Mamahit
Manado, (Fokus Internasional) - Fokus Internasional mulai senin 7 November 2011 memutuskan untuk menjadi media yang akan fokus untuk memantau perkembangan yang terjadi di Iran. Hal tersebut dilakukan melihat meningkatnya ketegangan Iran dan musuh - musuhnya di kawasan timur tengah. Hal ini diambil sejak Presiden Israel Shimon Peres mengeluarkan ancaman terhadap Republik Islam Iran.
Pemimpin redaksi Fokus Internasional Jenry Frans Mamahit mengatakan, Fokus Internasional akan menjadi media yang terus memantau perkembangan yang terjadi di Iran. "Hal ini kami ambil sebagai langkah untuk menjadi media yang memantau perkembangan kawasan timur tengah khusunya Iran. Kami akan memantau dan menyajikan berita teraktual kepada para pembaca kami yang telah mencapai 23 juta pengunjung." Jelas Jenry saat ditemui disela - sela pelaksanaan Sholat Idul Adha di Manado kemarin.
Hal ini diwujudkan dengan dibuatnya kolom Fokus Iran, dan diharapkan hal ini akan meningkatkan jumlah pengunjung Fokus Internasional.
Presiden Israel Shimon Peres
Jerusalem (Fokus Internasional/ANTARA News) - Presiden Israel Shimon Peres, Sabtu malam mengatakan ada "kemungkinan besar" Israel dan negara-negara lainnya akan "menyerang Iran."

Ia mengemukakan kepada saluran kedua televisi swasta: "Badan intelijen dari berbagai negara yang mengawasi dengan cermat Iran khawatir dan mendesak para pemimpin mereka memperingatkan bahwa Iran akan memiliki senjata nuklir," kata laporan media Israel.

"Kita harus mulai bekerja sama dengan negara-negara ini untuk menjamin bahwa mereka memelihara komitmen-komitmen mereka. Ini harus dilakukan, dan ada daftar panjang opsi-opsi," kata Peres.

Israel, Kamis menyelesaikan latihan pertahanan sipil besar-besaran di daerah Tel Aviv yang bertujuan mensimulasi satu tanggapan serangan serangan rudal konvensional dan non-konvensional, kata militer.

Israel juga berhasil melakukan uji coba yang menurut media satu "rudal balistik", yang disebut oleh seorang pejabat kementerian pertahanan kepada AFP sebagai satu "uji coba satu sistem pendorong roket" yang telah lama direncanakan.

Pada Rabu, surat kabar Haaretz memberitakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak sedang berusaha mendapat dukungan kabinet bagi satu serangan terhadap Iran, yang Israel dan Barat duga sedang berusaha membuat bom atom.

Haaretz mengatakan belum ada keputusan dibuat bagi serangan militer, dan lapoan pada 8 November dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) akan memiliki satu "dampak penting" bagi proses untuk membuat keputusan itu.

Penilaian-penilaian IAEA sebelumnya dipusatkan pada usaha-usaha Iran untuk memproduksi bahan-bahan yang dapat dipecah-- uranium dan plutonium-- yang dapat untuk pembangkit tenaga listrik dan penggunaan lain untuk tujuan damaim dan juga untuk bom nuklir.

Tetapi dalam berita terbaru, yang menurut para diplomat akan diedarkan di kalangan para utusan Selasa atau Rabu, akan dipusatkan mengenai usaha-usaha Iran untuk menempatkan bahan radio aktif dalam satu hulu ledak dan mengembangkan rudal-rudal untuk membawa mereka pada satu target.

Satu jajak pendapat yang disiarkan Haaretz, Kamis menyatakan opini publik Israel terbelah mengenai serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran, dengan 41 persen mendukung, 39 persen menentang dan 20 persen tidak memberikan keputusan.

Sementara itu Iran, mengumumkan pihaknya akan "menyiksa" Israel jika menyerang wilayahnya.

Israel secara konsisten memperingatkan bahwa semua opsi telah tersedia apabila menyangkut program nuklir Iran, yang negara Yahudi itu dan pmerintah-pemerintah Barat khawatir berusaha membuat senjata nuklir.

Iran membantah memiliki ambisi seperti itu dan menegaskan program nuklirnya adalah untuk pembangkit listrik dan tujuan-tujuan medis.