Seoul (Fokus/ANTARA News) - Korea Selatan sedang melakukan persiapan untuk menembak jatuh roket Korea Utara jika roket yang rencananya diluncurkan bulan depan itu melenceng ke dalam wilayah Korea Selatan, kata kementerian pertahanan Senin.
Militer Korea Selatan dan AS dengan cermat memonitor aktivitas di pangkalan Tongchang, kata juru bicara kemeterian, sehari setelah Seoul memastikan bagian utama roket sudah dipindahkan ke lokasi di baratlaut negara itu, lapor AFP.
Seoul khawatir bahwa bagian pertama roket itu, yang direncanakan akan jatuh di Laut Kuning antara Korea Selatan dan China, kemungkinan jatuh di wilayah Korea Selatan, katanya.
"Kami sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk melacak lintasan rudal tersebut dan menembak jatuh jika rudal itu, kebetulan, melenceng dari rute yang direncanakan dan jatuh ke wilayah kami," katanya tanpa menjelaskan.
Jepang sudah menyatakan pihaknya kemungkinan juga melakukan hal yang sama jika roket tersebut melenceng ke atas wilayahnya.
Korea Utara mengumumkan pihaknya akan meluncurkan roket tersebut untuk menempatkan sebuah satelit ke orbit antara 12-16 April untuk memperingati 100 tahun kelahiran bapak bangsa presiden Kim Il-Sung.
Negara yang bersenjatakan nuklir itu menandaskan pihaknya berhak meluncurkan sebuah satelit untuk tujuan damai.
Amerika Serikat dan negara-negara lain mengatakan peluncuran itu sebagai kedok uji coba rudal, dan bahwa peluncuran rudal balistik untuk tujuan apapun dilarang menurut resolusi PBB.
Korea Utara akan menanggung biaya paling sedikit 800 juta dolar untuk peluncuran itu, kata juru bicara itu, menyatakan kembali pandangan Korea Selatan bahwa peluncuran itu dimaksudkan untuk menguji rudal jarak jauh untuk membawa hulu ledak nuklir.
Presiden AS Barack Obama, yang mengunjungi Seoul untuk Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir, mengatakan Minggu peluncuran tersebut akan membahayakan tawaran AS belum lama ini untuk bantuan makanan dengan imbalan pembekuan nuklir sepihak dan moratorium uji coba rudal.
Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak mendiskusikan masalah tersebut dalam pembicaraan-pembicaraan Senin dengan Presiden China Hu Jintao.
"Kedua pemimpin berbagi keprihatinan mereka menyangkut rencana yang diumumkan Korea Utara untuk meluncurkan sebuah satelit dan setuju untuk melanjutkan diskusi secara erat bagi Korea Utara agar menarik rencana tersebut," kata Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-Hwan dalam sebuah keterangan pers.
Hubungan antar Korea mendingin sejak Seoul menuduh Pyongyang menorpedo sebuah kapal perang pada Maret 2010 yang menewaskan 46 orang.
Korea Utara menyangkal keterlibatan dan menembaki sebuah pulau perbatasan Korea Selatan pada November 2010 dan menewaskan empat orang.
Pada upacara kenangan Senin memperingati dua tahun penenggelaman tersebut, sekitar 3.000 pasukan, pejabat pemerintah dan anggota keluarga yang berlinang airmata memberikan penghormatan bagi para mantan awak kapal perang Cheonan.
Perdana Menteri Kim Hwang-Sik, dalam sebuah pidato di makam nasional di Daejeon dimana para pelaut itu dikuburkan, mengatakan perilaku Korea Utara telah menjadi "semakin tak terduga daripada sebelumnya" sejak kematian almarhum Kim Jong-Il tahun lalu.
"Kami mendesak lagi Korea Utara agar menarik rencana peluncurannya sesegera mungkin dan agar menghormati kuajiban internasionalnya," katanya.
Editor : Jendri Frans Mamahit
0 komentar:
Posting Komentar