Kabul (Fokus/ANTARA News) - Pasukan pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak boleh menarik diri dari Afghanistan sampai pasukan setempat mampu menjamin keamanan negara itu, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Minggu.
Lavrov kepada saluran berita Tolo televisi setempat menyatakan, tujuan hukum antarbangsa ialah pemerintah Afghanistan harus "memiliki kemampuan menjalankan hukum dan ketertiban sebelum pasukan asing pergi".
"Kehadiran pasukan asing penenang di Afghanistan diamanatkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Amanat itu jelas. Mereka harus memenuhi amanat itu sebelum pergi," katanya.
Setelah lebih dari 10 tahun perang, masih sekitar 130.000 tentara dalam Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO untuk mendukung pemerintah Afghanistan melawan perlawanan Taliban.
Pasukan tempur asing dijadwalkan pergi pada akhir 2014 dan peningkatan upaya dilakukan untuk melatih tentara dan polisi Afghanistan untuk mengambil alih tanggung jawab keamanan negara terkoyak perang itu.
Sementara itu, Washington melakukan perundingan perjanjian kemitraan strategis dengan Kabul dan membahas masalah pangkalan tetap tentara Amerika Serikat di Afghanistan pasca-2014.
Lavrov menyatakan aneh menuntut penarikan pasukan, sementara pada saat sama, Washington dengan Afghanistan membicarakan pembuatan empat atau lima pangkalan tentara untuk pasca-2014.
"Kami ingin memahami alasannya dan mengapa itu diperlukan. Kami pikir itu tidak akan membantu untuk ketenangan di kawasan tersebut," katanya.
Negara adidaya itu menempatkan sekitar 100.000 tentara di Afghanistan untuk menopang pemerintahan Presiden Hamid Karzai dan memerangi Taliban sejak serbuan pimpinannya pada akhir 2001.
Taliban digulingkan dari kekuasaan akibat tidak mau menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Ladin, yang dituduh Amerika Serikat mendalangi serangan atas negara adidaya itu dua bulan sebelumnya.
Sejak itu 1.910 tentara Amerika Serikat tewas dalam perang satu dasawarsa tersebut, dengan 2010 menjadi tahun paling mematikan bagi negara itu, yang menelan 499 jiwa tentaranya, dan tahun berikutnya menjadi yang paling mematikan kedua, dengan korban 418 tentara, sementara pada tahun ini, yang baru berjalan dua setengah bulan, 46 tentara Amerika Serikat tewas di sana.
Enampuluh persen dari warga Amerika Serikat meyakini perang di Afghanistan tidak layak biaya dan jumlah hampir sama menganjurkan penarikan dini tentaranya dari negara terkoyak perang itu, kata jajak pendapat pada Maret 2012.
Jajak pendapat oleh ABC News dan "The Washington Post" menunjukkan jumlah yang putus asa hampir dua kali lipat menyatakan perang satu dasawarsa itu makan biaya dan banyak nyawa.
Tentara Amerika Serikat di Afghanistan beberapa waktu belakangan menimbulkan masalah dengan ulah mereka.
Pada pekan kedua Maret, tentara Amerika Serikat membunuh 16 warga, termasuk sembilan anak-anak dan tiga wanita, di propinsi selatan negara itu, Kandahar.
Peristiwa itu terjadi hanya beberapa pekan setelah pembakaran Alquran di markas tentara Amerika Serikat, yang memicu unjukrasa keras benci negara adidaya tersebut, yang menewaskan 40 orang dan menjerumuskan hubungan pasukan asing dengan sekutu Afghanistan mereka ke titik terendah, demikian AFP.
Editor : Jendri Frans Mamahit
Daftar Jenderal Asing SS
4 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar