FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Rabu, 21 Maret 2012

Jakarta (Fokus/ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut pasukan penjaga perdamaian PBB sebagai simbol harapan, sekalipun status keberadaannya tidak terdapat di Piagam PBB.

"Saya telah menyaksikan secara langsung bagaimana pasukan penjaga perdamaian membuat perubahan yang nyata dalam kehidupan masyarakat," kata Sekjen PBB di Jakarta, Selasa.

Ban Ki-moon yang untuk ketiga kalinya melawat ke Indonesia itu menjelaskan bahwa ketika konflik pecah, anak-anak terpaksa meninggalkan sekolahnya hingga pasukan penjaga perdamaian datang dan menjamin keamanan mereka di sekolah.

Ia kemudian menggarisbawahi sejumlah contoh lain mengenai bagaimana keberadaan pasukan penjaga perdamaian menyembuhkan luka di daerah konflik.

"Pasukan penjaga perdamaian membangun jembatan, jembatan nyata untuk menyeberangi sungai dan jembatan-jembatan batin untuk membangun kepercayaan antarkelompok," katanya.

Ia juga menyebut mengenai upaya pasukan penjaga perdamaian membersihkan lahan penuh ranjau dengan taruhan nyawa agar para petani bisa kembali bercocok tanam serta menyediakan layanan kesehatan gratis.

"Dalam kasus bencana, pasukan helm biru menyelamatkan warga dan memberikan bantuan kemanusiaan," ujarnya.

Hal yang sama, kata Sekjen PBB, juga dilakukan oleh pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia, terutama mereka yang bertugas di Darfur, Sudan.

"Pasukan penjaga perdamaian Indonesia tidak disambut baik saat pertama kali sampai. Beberapa orang melempari mereka dengan batu. Salah seorang prajurit Indonesia mengatakan para pengungsi rata-rata tidak tahu jika `kami datang untuk melindungi mereka`," katanya.

Untuk menjalankan tugasnya dengan baik, kata Sekjen PBB, pasukan penjaga perdamaian memerlukan kepercayaan penuh warga di kamp-kamp pengungsi.

Ia mengisahkan bagaimana perjuangan pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia berhasil membawa seorang wanita hamil melewati militer Sudan.

"Membantu perempuan itu adalah dasar dari hubungan yang solid antara pasukan penjaga perdamaian dengan masyarakat lokal. Dimana pun juga staf kami membangun kepercayaan," katanya.

Lebih lanjut Sekjen PBB mengatakan bahwa menjaga perdamaian adalah suatu bentuk kemitraan global antara staf sipil dan militer di lapangan serta antara Dewan Keamanan PBB dengan negara-negara anggota PBB.


Editor : Jendri Frans Mamahit

0 komentar:

Posting Komentar