Muammar Khadafy sedang bermain catur dengan presiden FIDE Kirsan Ilyumzhinov, Minggu (12/6/2011). |
PARIS, KOMPAS.com - Operasi militer Prancis di Libya menelan biaya 160 juta euro (Rp 1,9 Triliun), demikian dikatakan Menteri Anggaran Perancis, Valerie Pecresse pada Sabtu (9/7/2011), hanya beberapa hari sebelum debat penting parlemen tentang perpanjangan operasi itu.
Perancis telah mempelopori kampanye yang dipimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Libya dan secara simbolis meluncurkan serangan udara pertama melawan pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Moammar Khadafy pada Maret.
Tetapi setelah lebih dari tiga bulan pemboman yang ditujukan untuk memberi keseimbangan konflik dalam mendukung pemberontak yang mencoba untuk mengakhiri 41 tahun kekuasaan Khadafy, frustrasi tumbuh di Paris terhadap lamanya misi itu.
"Biaya intervensi kami di Libya pada tahap ini telah mencapai 160 juta euro," kata Pecresse, yang juga juru bicara pemerintah, kepada Journal Du Dimanche dalam edisi minggu ini.
"Bandingkan angka itu dengan 40 miliar euro anggaran pertahanan (Perancis). Kita bisa terserap olehnya," katanya.
Parlemen mempertanyakan pada Selasa apakah akan memperpanjang operasi itu, dengan oposisi Sosialis kemungkinan akan kembali mempersoalkan sambil mempertanyakan secara rinci strategi pemerintah di Libya.
Perdana Menteri Francois Fillon mengatakan, debat pekan ini bertujuan untuk mengirim sinyal penentuan yang jelas kepada Khadafy dari Paris dan sekutu-sekutunya.
Perancis telah mempelopori kampanye yang dipimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Libya dan secara simbolis meluncurkan serangan udara pertama melawan pasukan yang setia kepada pemimpin Libya Moammar Khadafy pada Maret.
Tetapi setelah lebih dari tiga bulan pemboman yang ditujukan untuk memberi keseimbangan konflik dalam mendukung pemberontak yang mencoba untuk mengakhiri 41 tahun kekuasaan Khadafy, frustrasi tumbuh di Paris terhadap lamanya misi itu.
"Biaya intervensi kami di Libya pada tahap ini telah mencapai 160 juta euro," kata Pecresse, yang juga juru bicara pemerintah, kepada Journal Du Dimanche dalam edisi minggu ini.
"Bandingkan angka itu dengan 40 miliar euro anggaran pertahanan (Perancis). Kita bisa terserap olehnya," katanya.
Parlemen mempertanyakan pada Selasa apakah akan memperpanjang operasi itu, dengan oposisi Sosialis kemungkinan akan kembali mempersoalkan sambil mempertanyakan secara rinci strategi pemerintah di Libya.
Perdana Menteri Francois Fillon mengatakan, debat pekan ini bertujuan untuk mengirim sinyal penentuan yang jelas kepada Khadafy dari Paris dan sekutu-sekutunya.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar