FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Sabtu, 28 Juli 2012

Ayatollah Mohammad Emami Kashani
Teheran (Fokus / ANTARA News) - Imam pengganti salat Jumat di Teheran, Ayatollah Mohammad Emami Kashani,  merujuk pembantaian muslim di Myanmar sebagai kejahatan terhadap umat muslim serta melawan Islam dan gelombang kebangkitan Islam.

Dalam khutbah Jumat di Teheran dia berkata, "Kita terikat kewajiban yang, menurut wejangan Pemimpin Spiritual Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei, rakyat Iran mesti bergerak ke arah sistem kehakiman di dunia, harapan dan idealisme realistis kemanusiaan."

Saat merujuk kebangkitan Islam dan perlawanan umat Muslim di banyak negara, termasuk Bahrain, dia mengatakan mereka membunuh orang Muslim tak berdosa untuk melawan Islam, kebangkitan Islam dan Republik Islam.

Ayatollah Kashani juga berdoa untuk Suriah dengan berharap rakyat Suriah terbebas dari rencana yang disusun oleh musuh mereka, demikian laporan IRNA, Sabtu pagi.

Usai salat Jumat, ribuan warga Iran berpawai mendukung umat muslim Myanmar yang dibantai.

Mereka membawa selebaran dan spanduk mengutuk pembantaian umat muslim tak berdosa di Myanmar dan menyeru berbagai organisasi internasional agar mengutuk tindakan itu.

Jamaah meneriakkan "Tuhan Maha Besar", "Hancur lah AS", serta "Hancur lah Israel", dan menyeru umat muslim bersatu melawan pembantaian orang muslim di Myanmar.

Pemerintah Myanmar menolak mengakui kaum Rohingya yang disebutnya "bukan warganegara asli" karena dikategorikan "pendatang gelap". Orang Rohingya dikatakan sebagai keturunan orang muslim dari Persia, Turki, Benggala dan Pathani yang datang ke negeri itu pada abad 8.

PBB menyatakan beberapa dasawarsa diskriminasi telah membuat orang Rohingya tak memiliki negara, dan pemerintah Myanmar membatasi gerak mereka serta tak memberi mereka hak atas tanah, pendidikan bahkan layanan masyarakat.

Menurut laporan, hinga 28 Juni saja, 650 orang muslim Rohingya meninggal dunia selama bentrok di wilayah Rakhine, Myanmar barat. Tak kurang dari 1.200 orang hilang dan 80.000 orang lagi kehilangan tempat tinggal.

0 komentar:

Posting Komentar