(ANTARA News) - Bom mobil meledak di sebuah pasar ramai Pakistan di dekat kantor polisi, Rabu, menewaskan sembilan orang, dalam serangan kelima di kota Peshawar dalam waktu kurang dari sepekan, kata sejumlah pejabat, demikian AFP melaporkan.

Bom itu dipasang di sebuah mobil dan menghancurkan beberapa toko dan kendaraan ketika warga sipil sedang memadati daerah ramai itu pada awal hari kerja di kota wilayah baratlaut tersebut, yang menjadi sasaran terdepan serangan-serangan Taliban dan Al-Qaeda.

Peshawar berbatasan dengan kawasan suku Pakistan, dimana pesawat-pesawat tak berawak AS menyerang gerilyawan yang melancarkan serangan ke Afghanistan, dan di perbatasan daerah itu pula pasukan Afghanistan dan Pakistan bentrok Rabu, menewaskan satu prajurit Pakistan.

Pakistan hampir setiap hari dilanda serangan yang dituduhkan pada Taliban dan Al-Qaeda.

"Itu bom waktu. Sasarannya polisi," kata pejabat senior kepolisian Mohammad Ijaz Khan kepada wartawan.

Rumah sakit utama Peshawar, Lady Reading Hospital, menyatakan menerima sembilan mayat setelah serangan itu, termasuk tiga anak dan satu wanita.

"Sejumlah anak dan wanita juga termasuk korban-korban yang cedera," kata kepala rumah sakit itu Abdul Hamid Afridi kepada AFP.

Kepala kepolisian Peshawar Liaquat Ali Khan mengkonfirmasi jumlah kematian itu dan mengatakan, lebih dari 20 orang cedera. Seorang wartawan AFP melihat 23 pasien dirawat di rumah sakit itu, termasuk enam anak yang berusia empat hingga 12 tahun.

Senin, dua bom yang ditujukan pada polisi di Peshawar menewaskan enam orang. Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri terhadap patroli polisi yang menewaskan lima orang di daerah pinggiran kota itu.

Sabtu, dua serangan bom truk menewaskan empat orang di sebuah terowongan yang menghubungkan Peshawar dan kota garnisun Kohat.

Taliban mengobarkan kekerasan terhadap pasukan keamanan di Pakistan, sekutu utama AS dalam "perang melawan teror", dan mengklaim banyak serangan sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS di daerah suku Pakistan.

Sekitar 4.000 orang tewas dalam serangan-serangan bunuh diri dan pemboman di Pakistan sejak pasukan pemerintah melancarkan serangan terhadap kelompok garis keras di dalam sebuah masjid di Islamabad pada 2007.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 650 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Lebih dari 1.150 orang tewas dalam lebih dari 140 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah militan senior. Namun, gempuran-tempuran itu telah mengobarkan sentimen anti-Amerika di negara muslim konservatif itu.

AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.