Jakarta (ANTARA News) - Mastercard, Visa, PayPal dan bank penyedia jasa telah mengalihkan dukungan dari situs WikiLeaks. Kini, para peretas (hacker) menyerang laman perusahaan-perusahaan itu dan laman web Flattr mulai menawarkan bantuan untuk WikiLeaks.
Laman Kontroversial Wikileaks sedang berjuang untuk menggalang dana setelah organisasi layanan keuangan menolak untuk bekerjasama. PayPal, Mastercard, Visa dan bank - bank yang sebelumnya berhubungan dengan organisasi itu kini memutuskan ikatan mereka dan hanya transfer langsung ke akun bank WikiLeaks atau pengiriman donasi melalui kotak pos beralamat Australia yang kini masih bisa dilakukan.
Hubungan WikiLeaks dalam komunitas peretas membuat laman-laman web perusahaan berada dalam serangan yang kian besar. Sebuah bank Swiss dan laman Mastercard.com keduanya mendapat serangan "denial of service" yaitu dibombardir dengan permintaan yang sangat banyak.
Alan Bentley, seorang pakar keamanan dari Lumension mengatakan "Banyak 'hacktivist' akan membalas dendam atas nama WikiLeaks dan tampaknya hal itu adalah rangkaian serangan awal terhadap dunia bisnis seperti pada laman Amazon, PayPal dan Visa. Semua organisasi yang terlibat menginginkan untuk meningkatkan upaya keamanan dalam rangka melindungi diri mereka."
"Denial of service" adalah serangan penolakan dari layanan yang membuat laman web tak dapat diakses, tetapi tak berdampak pada konten. Mastercard.com kini sudah beroperasi.
Peter Sunde, Pendiri laman pemula Flattr.com yang sebelumnya menjalankan laman unduhan musik The Pirate Bay, berkomentar di twitter bahwa Flattr masih dapat digunakan untuk mendanai WikiLeaks.
Laman itu, yang beroperasi seperti laman kotak saran, tak ditampilkan dalam halaman WikiLeaks secara resmi, tetapi Sunde telah membuat sebuah link supaya para pengguna bisa mendonasikan uang.
Daftar Jenderal Asing SS
4 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar