Israel Setujui 24 Tempat Tinggal Baru di Jerusalem Timur
Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Pemerintah kota (Pemkot) Israel di Jerusalem telah menyetujui bangunan sebanyak 24 tempat tinggal di tengah lingkungan warga Arab di kawasan timur kota yang dijajah, ujar pengawas pemukiman "Peace Now", Hagit Ofran, Selasa."Dewan Perencanaan dan Pembangunan telah mensahkan konstruksi 24 tempat tinggal di empat bangunan," ujar Hagit Ofran kepada AFP dan menambahkan bahwa sejumlah rumah pemukim baru akan dibangun di As Suwwana yang terletak di timur Kota Tua Jerusalem di kaki Gunung Olives.
"Bangunan itu dimiliki oleh perusahaan asing namun permohonan izin pembangunan diajukan oleh gabungan Elad sebagai sebuah kelompok pemukim yang sangat aktif di kawasan Arab Jerusalem timur," kata Ofran.
Tindakan itu diumumkan saat perwakilan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, George Mitchell, mengadakan perundingan di Tepi Barat dengan Presiden Mahmud Abbas yang mencoba membujuk warga Palestina menyetujui perundingan perdamaian tidak langsung dengan Israel.
Pada pekan lalu Washington mengakui kekalahan upayanya untuk menjaga kedua pihak melakukan perundingan langsung setelah Israel menolak untuk melakukan pelarangan baru pendirian bangunan sebagai syarat dari Palestina dalam perundingan.
Ofran dari Peace Now menjelaskan keputusan tersebut sebagai "provokasi baru yang dibuat oleh pemerintahan Perdana Menteri Israel ,Benjamin Netanyahu, serta pemkot Jerusalem".
Pemkot tersebut menegaskan melalui juru bicara Elie Isaacson bahwa proyek bangunan baru di Jerusalem "penting bagi pembangunan kota tersebut" dan rencana itu disetujui berdasarkan keabsahannya yang tidak berdasarkan atas tuntutan dari jenis kelamin, ras, atau pun agama.
Sekitar 1.000 pemukim garis keras tinggal di tengah lingkungan warga Palestina di Jerusalem timur walaupun jumlah pasti rumah yang mereka miliki tidak jelas.
Warga Palestina yang mengakui bahwa Jerusalem timur sebagai ibu kota negara mereka menentang keras upaya apa pun yang meluaskan pengendalian Israel terhadapnya.
Israel menjajah Jerusalem timur pada Perang Enam Hari 1967 dan mengambil paksa melalui sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh semua negara di dunia, namun negara Yahudi itu menganggap seluruh Jerusalem sebagai ibu kotanya yang "abadi dan tak terpisahkan."
0 komentar:
Posting Komentar