Menlu Rusia, Sergei Lavrov |
Hal itu dikemukakan Lavrov Senin malam (7/11) seraya menegaskan bahwa hal itu akan menjadi kekeliruan fatal dengan konsekuensi yang tidak dapat diprediksikan.
"Intervensi militer hanya akan menimbulkan kelipatan korban dan penderitaan manusia," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Lavrov menambahkan bahwa tidak ada solusi militer untuk program nuklir Iran.
Pernyataan Menlu Rusia itu mengemuka setelah rezim Zionis Israel kembali mengulang retorika agresifnya anti-Iran. Presiden Israel Shimon Peres mengancam bahwa kemungkinan serangan ke Iran semakin menguat.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu kepada Knesset Senin pekan lalu berupaya menggalang dukungan bagi serangan militer terhadap Iran.
Didukung oleh Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, dan Menteri Luar Negeri, Avigdor Lieberman, Netanyahu menyatakan bahwa Israel harus terus mendorong Barat memberlakukan tekanan ekonomi dan politik lebih hebat terhadap Iran.
Dikatakannya pula bahwa setiap aksi anti-Iran harus dilakukan dengan koordinasi penuh Amerika Serikat.
Israel, yang memiliki lebih dari 300 hulu ledak nuklir, bersama dengan AS menuding Tehran mengacu pada produksi senjata destruksi massal dalam program nuklirnya.
Menyusul tekanan AS dan Israel, Dewan Keamanan PBB telah memberlakukan empat putaran sanksi terhadap Iran.
Pekan lalu, rezim Zionis Israel mengujicoba rudal balistik Jericho 3 yang diyakini dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.
Di lain pihak, para pejabat Iran juga memastikan bahwa Tehran akan menunjukkan respon tegas terhadap segala bentuk serangan.
0 komentar:
Posting Komentar