Ayatollah Ahmad Khatami |
Ulama garis keras itu mengecam Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano dalam khotbah Idul Adha di Teheran.
"Jika Mr Amano bertindak seperti satu instrumen Amerika Serikat dan menerbitkan kebohongan-kebohongan dengan memberikan kepada mereka dokumen-dokumen, IAEA akan kehilangan kredibilitas," kata Khatami, seorang ulama berpengaruh yang sering memimpin shalat Jumat di Teheran.
Komentar-komentarnya itu muncul pada saat badan pengawas nuklir PBB itu siap untuk mengedarkan satu data intelijen baru di kalangan anggotanya pada Selasa atau Rabu, yang diharapkan untuk fokus pada upaya tuduhan terhadap Iran menempatkan bahan radioaktif di dalam hulu ledak dan mengembangkan rudal-rudal.
"Laporan ini tidak akan mencakup beberapa jenis `senjata asap`, kata seorang diplomat Barat kepada AFP. "Tapi itu akan merupakan suatu bukti luas bahwa akan sangat sulit bagi Iran untuk menyangkal sebagai kepalsuan, karena mereka telah lakukan di masa lalu."
Para pejabat Iran telah melihat informasi IAEA yang bermarkas di Wina, bahwa para diplomat mengatakan kepada AFP, dan Menteri Luar Negeri Ali Akbar Salehi mengatakan dalam komentar-komentar yang
diterbitkan di Iran pada Minggu, bahwa itu didasarkan pada tuduhan "palsu".
Amano mengatakan dalam satu laporan September, bahwa ia "semakin khawatir" tentang "kemungkinan dimensi militer" kegiatan atom Iran, termasuk yang "terkait dengan pengembangan muatan nuklir untuk rudal."
Para pejabat Barat yang dikutip oleh The Washington Post mengatakan, kekhawatiran itu diperkuat intelijen bahwa Iran terus melakukan penelitian berkaitan dengan senjata setelah tahun 2003.
Menurut badan-badan intelijen AS, para pemimpin Iran menghentikan percobaan-percobaan seperti itu sebagai tanggapan atas tekanan internasional dan domestik.
Surat kabar itu melaporkan pada Minggu bahwa pemerintah Iran telah menguasai langkah penting yang dibutuhkan untuk membangun sebuah senjata nuklir setelah menerima bantuan dari ilmuwan asing.
Mengutip diplomat Barat yang tak disebutkan namanya dan ahli nuklir, kata surat kabar itu, ilmuwan senjata Soviet diduga telah mengajari Iran mengenai bangunan detonator presisi tinggi jenis yang digunakan untuk memicu reaksi berantai nuklir.
Teknologi penting itu terkait dengan para ahli di Pakistan dan Korea Utara, yang juga membantu mendorong Iran untuk berkemampuan senjata nuklir, kata laporan itu.
0 komentar:
Posting Komentar