(ANTARA News) - Transisi yang tertib di Mesir penting bagi proses perdamaian antara Israel dan Palestina, kata Sekjen PBB Ban Ki-moon, Ahad, sehari setelah menghadiri pertemuan Kwartet (Kelompok Empat) Timur Tengah.

"Mesir memainkan peran sangat strategis dalam proses perdamaian Timur Tengah. Presiden (Hosni) Mubarak adalah salah satu para pemain penting dalam usaha memfasilitasi rekonsiliasi," kata Ban kepada wartawan di Munchen, Jerman seperti dikutip AFP.

"Seluruh proses perdamaian Timur Tengah selalu ia ikuti dan memberikan bantuan," katanya.

"Ini adalah apa yang kami cemaskan, dan karena itulah kami ingin melihat transisi ini dilakukan dalam satu cara yang tertib dan damai tanpa memberikan dampak-dampak negatif pada perdamaian dan stabilitas di kawasan ini."

Pada Sabtu, Ban ikut serta dalam pertemuan Kwartet di Munchen dengan Menlu AS Hillary Clinton, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton dan menlu Rusia Sergei Lavrov.

Dalam satu pernyataan setelah itu, kelompok itu menyerukan semua pihak "melakukan usaha-usaha mendesak bagi tercapainya perdamaian Israel-Palestina dan Arab-Israel, yang sangat penting untuk mencegah hasil-hasil yang dapat menggangu dan merusak kawasan itu."

"Pertemuan kelompok itu diselenggarakan pada saat penting yang kritis , berkaitan dengan apa yang terjadi di kawasan ituu. Dampaknya sangat serius bagi kelanjutan proses perundingan berdamaian," kata Ban, Ahad.

Ia mengatakan sangat penting bagi Kwartet setuju untuk meningkatkan keterlibatannya agar proses perdamaian tiu "kembali ke jalurnya."

"Kami akan melakukan segala mungkin usaha," kata Ban.

Ia mengatakan perundingan kelompok itu berikutya mungkin akan diselenggarakan di sela-sela pertemuan para menlu Kelompok Delapan

(G-8) yang menurut rencana diselenggarakan 26-27 Maret di Paris.