(ANTARA News) - Israel menyatakan  cemas jika pasokan gas dari Mesir  terganggu kerusuhan untuk menggulingkan Presiden Husni Mubarak.

"Kami menyadari kembali bahwa Timur Tengah bukan kawasan stabil. Kami harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin keamanan energi kami tanpa bergantung pada yang lain-lain," kata juru bicara Menteri Prasarana Nasional Israel, Uzi Landau, kepada AFP.

Mesir memasok sekitar 40 persen  gas untuk negara itu  dan pada Desember, kontrak 20 tahun dari empat perusahaan Israel  ditandatangani senilai hingga 10 miliar dolar untuk mengimpor gas Mesir.

Dengan masa depan politik Mesir yang tak menentu, Israel cemas bahwa rejim baru di Kairo  tak menghormati pakta perdamaian bilateral yang ditandatangani pada tiga dasawarsa lalu -- termasuk pasokan energi yang sangat penting tersebut.

Perasaan ini memuncak setelah para pemimpin Persaudaraan Muslim (Ikhwanul Muslimin) Mesir menyerukan Mesir agar menghentikan pasokan gas ke Israel.

Pada Senin, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan prihatin bahwa kelompok-kelompok di Mesir yang terorganisasi  dengan baik dapat menimbulkan kekacauan di Mesir untuk merebut kekuasaan.