(ANTARA News) - Tindakan keamanan yang tidak mencukupi di bandara Domodedovo Moskow dituduh sebagai penyebab dari ledakan mematikan pada Senin yang menyebabkan puluhan tewas.

Hal itu diungkapkan juru bicara Komite Nasional Anti Terorisme Rusia (NAC) Nikolai Sintsov kepada stasiun televisi Rossiya 24 TV pada Selasa, sebagaimana dikutip dari RIA Novosti-OANA.

"Tindakan keamanan di bandara Domodedovo tidak mencukupi, jika tidak maka serangan teroris tersebut tidak akan terjadi," kata Sintsov.

Menurut laporan awal, pembom bunuh diri meledakkan dirinya di bagian kedatangan bandara internasional yang sedang padat itu pada Senin malam, menewaskan setidaknya 35 orang dan melukai lebih dari 180 lainnya.

Pada laporan terbarunya, kementerian kesehatan Rusia mengatakan setidaknya 100 orang dibawa ke rumah sakit setelah ledakan.

"Ratusan orang berada di rumah sakit pada pukul 2 waktu setempat (pada Selasa pukul 06.00 WIB). Kami memperkirakan... 48 orang dari mereka berada dalam kondisi serius dan kritis," kata Wakil Menteri Kesehatan Maxim Topilin.

Mayat dari lima orang korban sudah dapat diidentifikasi. "Empat kendaraan dengan mayat di dalamnya saat ini sedang diselidiki di kamar mayat," kata juru bicara biro forensik Rusia.