(ANTARA News) - Militer Mesir pada Minggu menambah kehadirannya di Lapangan Tahrir, Kairo, pusat aksi protes anti pemerintah, sebagai sebuah potret kehidupan normal yang kembai di ibu kota Mesir itu.

Meskipun demonstran menggelar aksi protes yang memasuki hari ke-13 terhadap Presiden Mesir Hosni Mubarak, bank telah mulai membuka operasinya, dan jalan-jalan yang sedianya hampir tidak ada lalu lintas kini dipenuhi kendaraan, yang menyebabkan kemacetan.

Pemrotes menggelar misa di bundaran itu untuk memperingati sekitar 300 orang yang gugur sejak demonstrasi terhadap Mubarak dimulai, demikian AFP melaporkan,

"Tuhan memberkati mereka yang meninggal, Tuhan memberkati mereka yang meninggal," ucap seorang pendeta Kristen Koptik yang memakai kalung salib. Di sampingnya, seorang syekh Muslim memegang Alquran, dan para pemeluk agama itu meneriakkan "satu tangan, satu tangan" dalam pemandangan yang menunjukkan solidaritas antarumat beragama itu.

Di sisi Tahrir, militer mengambil posisi di Jembatan 6 Oktober, tempat sebelumnya pemrotes pro rezim melemparkan batu dan bom molotov kepada demonstran anti Mubarak.

Mereka mengerahkan tentara ke dekat Museum Mesir, namun meninggalkan barikade untuk pemrotes anti Mubarak guna melindungi mereka dari massa pendukung pemerintah.

Militer juga menambah jumlah personilnya untuk berjaga di titik masuk bundaran, sementara ratusan pemrotes berkumpul di Tahrir pada Minggu pagi dan duduk di sekitar tank mereka sebagai upaya untuk mencegah tentara bergerak.

Demonstran khawatir bila tentara meninggalkan posnya mereka akan mendapat serangan baru lagi dari massa pendukung pemerintah, dan bahwa gerakan dari militer dapat menjadi upaya untuk mengusir mereka dari pusat bundaran itu.

Di luar bundaran, kehidupan normal pulih secara bertahap, udara kembali dipenuhi suara klakson kendaraan karena orang mulai kembali bekerja, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di seluruh kota.

Tempat parkir mobil penuh dan pengemis juga terlihat kembali di jalanan.

Polisi yang menghilang dari jalanan Kairo setelah bentrokan dengan demonstran, juga kembali bertugas ke jalan dan mengawal lalu-lintas.

Dengan kembalinya mereka, komite yang dibentuk untuk menjaga permukiman warga dari penjarahan telah berkurang secara drastis.

Bank-bank dibuka kembali di seluruh kota dan warga Mesir mengantri untuk mengakses rekeningnya. Bank Sentral Mesir telah membatasi penarikan tunai warga Mesir setiap harinya menjadi 50.000 pound Mesir, atau senilai 10.000 dolar AS.