FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 19 Maret 2012

Kabul (Fokus/ANTARA News) - Pasukan keamanan Afghanistan menggagalkan rencana serangan bom tahun baru dengan ditemukannya sembilan ton peledak yang disembunyikan di bawah tumpukan pisang di bagian belakang sebuah truk, kata badan intelijen Afghanistan, Minggu.

Peledak itu ditemukan di truk yang datang dari Pakistan dan memasuki provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, kata juru bicara badan intelijen Lutfullah Mashal pada jumpa pers, lapor AFP.

Serangan itu akan dilancarkan pada Selasa saat perayaan tahun baru Afghanistan di Kabul dan Nangarhar, kata pejabat itu, dengan menambahkan bahwa bom tersebut ditemukan pada awal Maret.

"Sembilan ton peledak disembunyikan di bawah tumpukan pisang di sebuah truk. Pemilik truk itu melarikan diri kembali ke Pakistan, namun supirnya yang warga Afghanistan itu ditangkap oleh pasukan keamanan Afghanistan," kata Mashal.

Perayaan yang menandai awal musim semi dan tahun baru Afghanistan, yang dikenal sebagai Nawruz, dilarang selama pemerintahan Taliban.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Jumlah warga sipil yang tewas meningkat secara tetap dalam lima tahun terakhir, dan pada 2011 jumlah kematian sipil mencapai 3.021, menurut data PBB.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang pada 2010, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.


Editor : Jendri Frans Mamahit

0 komentar:

Posting Komentar