Paris (Fokus/ANTARA News/AFP) - Pesepak bola yang kemudian menjadi aktor, Eric Cantona, dilaporkan tertarik untuk merebut posisi presiden Prancis, demikian dilaporkan pada Selasa, dengan mantan bintang Manchester United ini, berupaya untuk mendapat dukungan politik yang cukup.

Pria yang oleh fans Inggris dijuluki `Raja Eric` telah memberi surat pada walikota Paris untuk mendapatkan 500 tanda tangan yang diperlukan, agar dapat mengikuti pemilihan umum pada April, demikian dilaporkan oleh harian Liberation.

Namun pada editorialnya, surat kabar tersebut berkata kalau Cantona, berusaha memakai kepopulerannya di lapangan politik, dengan menggunakan posisi presiden untuk mengamankan tujuan sebenarnya - membantu orang-orang miskin mendapatkan tempat tinggal.

Dalam suratnya kepada walikota, Cantona (45) mengatakan kalau dirinya adalah `warga negara yang memiliki banyak kesadaran,` di mana ia mempermasalahkan `terbatasnya kesempatan` pada pemuda, dan ketidakadilan yang `sistematis` dan `rusak.`

Ia berkata kalau dirinya merasa terpaksa untuk berbicara bahwa `ada saatnya ketika negara kami menghadapi pilihan-pilihan yang sulit` dan situasi ekonomi saat ini yang tidak menentu memberinya `perasaan kalau ini adalah tanggung jawabku.`

Ia menambahkan kalau mendapatkan 500 tanda tangan adalah upaya untuk menyampaikan pesannya mengenai masalah perumahan dan kemiskinan, `akan membuat saya dapat mengirim pesan sederhana namun jelas: pesan kejujuran dan rasa hormat.`

Cantona berkata kalau ia `memilih isu perumahan sebab itu terlihat esensial dan merupakan keprihatinan bagi 10 juta penduduk.`

"Saya memilih bertindak di saat ketika saya mungkin didengar.`

Pemilihan presiden akan dimulai pada April, di mana putaran kedua akan dilaksanakan pada Mei. Presiden berhaluan tengah-kanan, Nicolas Sarkozy, dari partai UMP bersaing ketat dengan rival sosialisnya, Francois Hollande, pada jajak pendapat.

Cantona bermain di United sejak 1992 sampai 1997, dan dikenal karena kejeniusan dan ketidak disiplinannya. Perjalanan karirnya dipenuhi warna serta berbagai pernyataan komentar yang sukar dipahami.

Pada akhir 2010 ia memasuki dunia politik dan ekonomi, mendesak warga Prancis untuk menarik uang tunai sebagai upaya menekan pihak perbankan - meskipun harus diingat kalau istrinya tampil pada iklan bank.

Politisi dan bankir Prancis serta Eropa menghujat Cantona dengan menyebutnya tidak bertanggung jawab, naif, dan menyesatkan pikiran, dan permintaannya untuk aksi tersebut tidak pernah terwujud.

Dikenal sebagai salah satu sosok legendaris sepak bola, Cantona pensiun dari sepak bola profesional pada 1997, dan kemudian memasuki dunia seni peran, dengan bermain pada film arahan Ken Loach, `Looking For Eric.`

Menteri keuangan, Francois Baroin, mengatakan kepada walikota kalau dirinya tidak akan mendukung Cantona, serta mengatakan `Cantona yang terlihat memasuki masalah perumahan, serta Cantona yang meminta Prancis untuk menarik uang tunai dari bank, dapat mengakibatkan bencana.`

Menteri perumahan muda, Benoist Apparu, membantah pernyataan Cantona, yang mengatakan kalau saat ini ada 10 juta penduduk miskin yang memiliki masalah perumahan, dengan berkata pada BFM-TV bahwa hanya ada 3,5 juta penduduk, namun ia mengakui. "Itu masih terlalu banyak."

Patrick Doutreligne dari Yayasan Abbe-Pierre untuk Perumahan untuk orang-orang kurang mampu, yang merupakan teladan Cantona, berkata pada AFP kalau Cantona tidak bersungguh-sungguh ingin menjadi presiden Prancis.

"Ia akan segera mencari 500 tandatangan, bukan untuk pemilihan umum, namun untuk masalah perumahan. Dengan demikian, walikota dapat meminta yayasan untuk melakukan mobilisasi, dengan demikian masalah perumahan akan menjadi tema utama kampanye," kata Doutreligne.

"Anda membutuhkan sosok seperti Cantona, untuk membuat (masalah) perumahan mendapatkan tempat yang layak pada kampanye ini."

Salah satu aksi Cantona yang paling terkenal adalah ketika ia melayangkan tendangan bergaya kung-fu dan beberapa pukulan pada seorang penonton, ketika ia mendapat kartu merah pada tahun 1995.

Setelah pertandingan itu, ia berkata kepada jurnalis, "Ketika burung camar mengikuti kapal pukat, itu karena mereka berpikir ikan sarden akan dilemparkan ke laut."