Yangon (Fokus/ANTARA News) - Myanmar memberikan pengampunan kepada sejumlah pembangkang dan tahanan politik (tapol) termasuk seorang mantan perdana menteri Jumat sesuai dengan amnesti baru kepada para tahanan dari serangkaian reformasi yang mengejutkan oleh pemerintah itu.

Pembebasan ratusan tahanan politik di negara yang dulu bernama Burma itu merupakan satu tuntutan penting yang lama oleh negara-negara Barat yang memberlakukan sanksi-sanksi terhadap negara yang dikuasai militer itu.

Partai oposisi yang dipimpin Aung San Suu Kyi memuji pembebasan itu sebagai satu "tanda positif," yang menimbulkan harapan-harapan bahwa amnesti itu dapat merupakan tanda paling penting dibawah pemerintah sipil yang baru itu.

"Kami menyambut baik pembebasan itu. Sejumlah (pembangkang) sedang dalam perjalanan pulang mereka ke rumah," kata seorang juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NKD), tanpa merinci lebih jauh tentang berapa jumlah para tahanan yang dibebaskan.

Mantan aktivis Min Ko Naing termasuk di antara mereka yang dibebaskan, kata keluarganya. "Dia akan dibebaskan pagi ini. Pihak berwenang telah memberitahu kami," kata saudara perempuannya Kyi Kyi Nyunt kepada AFP.

Aktivis mahasiswa Htay Kywe, yang dihukum 65 tahun penjara tahun 2007, juga termasuk di antara mereka yang dibebaskan,kata keluarganya.

Seorang pejabat pemerinth mengatakan mantan perdana menteri dan pemimpin intelijen militer Khin Nyut, yang ditahan setelah dia digulingkan dalam pergolakan kekuasaan tahun 2004 juga termasuk dalam daftar mereka yang dibebaskan.

"Khin Nyunt juga akan dibebaskan," katanya kepada AFP.