Roma (ANTARA News)- Italia siap untuk membolehkan pasukan Angkatan Udaranya melakukan "aksi dengan target tertentu" terhadap objek-objek militer spesifik di Libya, kata Perdana Menteri Silvio Berlusconi pada Senin.

Dalam satu percakapan telepon ia telah mengatakan kepada Presiden Amerika Barack Obama "bahwa Italia telah memutuskan untuk merespon secara positif" permintaan pemimpin aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Berlusconi dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Italia telah memutuskan untuk menambah keluwesan operasional pesawat untuk melakukan aksi militer terhadap objek militer tertentu di wilayah Libya dalam konteks untuk melindungi warga sipil Libya," katanya.

Dalam hal itu, "Italia tetap berada dalam batasan yang sudah ditetapkan oleh mandat (NATO) untuk operasi dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa".

Bom-bom NATO menghancurkan kantor Muammar Gaddafi di tempat tinggalnya di Tripoli pada Senin, sementara para pemberontak yang terkepung di Misrata mengatakan mereka telah memukul mundur tentara Gaddafi dari kota itu.

Demonstrasi besar-besaran pada Februari --yang diilhami oleh revolusi yang menggulingkan presiden di Mesir dan Tunisia-- meningkat menjadi perang saat tentara Gaddafi menembaki para demonstran dan pemberontak pun menduduki beberapa kota sebelah timur.

Aksi militer yang merupakan bentuk sanksi PBB pertama kali dilakukan oleh Inggris, Prancis dan AS pada 19 Maret namun NATO selanjutnya mengambil alih operasi tersebut.

Italia, seperti Prancis dan Inggris pekan lalu setuju untuk mengirimkan penasihat militer untuk membantu kelompok pemberontak yang berbasis di kota Benghazi, Dewan Nasional Transisi (TNC) dalam pertempurannya melawan tentara Gaddafi yang memliki lebih banyak senjata dan tentara yang terlatih.

Italia, bekas penjajah Libya, tidak menyetujui operasi darat dan mengatakan pihaknya lebih suka mendapati Gaddafi dan keluarganya menyerahkan kekuasaan dengan sukarela untuk melancarkan jalan bagi solusi politik atas konflik itu.

Rezim Gaddafi menuduh AS yang melakukan pengeboman dari pesawat Predator pertama kalinya pada akhir pekan lalu, melakukan kejahatan atas kemanusiaan.

Serangan pengeboman sejauh ini menghantam peluncur roket yang menjadikan Misrata sebagai target dan rudal anti-pesawat terbang SA-8 di Tripoli menurut pejabat NATO.