Washington (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton akan berkunjung ke Roma pekan depan untuk perundingan terbaru mengenai bagaimana membantu pemberontak yang berperang di Libya dan melindungi penduduk sipil yang terperangkap dalam bakutembak, kata pejabat AS Jumat.

Pembicaraan akan berfokus pada bagaimana memasok senjata pada para pemberontak melawan pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan apakah memungkinkan mereka menjual minyak di pasar internasional, kata Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini.

"Ny.Clinton akan melakukan perjalanan ke Roma, Italia pada 4-6 Mei untuk berpartisipasi dalam pertemuan Kelompok Kontak Libya," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner dalam sebuah pernyataan.

Ini akan menjadi pertemuan resmi kedua kelompok kontak setelah yang pertama di Doha pada 13 April, yang dihadiri oleh pemimpin pemerintah bayangan oposisi Libya, Dewan Transisi Nasional.

Kelompok tersebut terdiri dari negara-negara Barat, Turki, negara-negara Arab, PBB, Liga Arab dan NATO dan dibentuk di London pada 29 Maret.

Pembicaraan baru "akan membangun" pertemuan Doha dan "akan memungkinkan Amerika Serikat untuk mendiskusikan dengan para mitra internasional mengenai pelaksanaan berkelanjutan Resolusi 1970 dan 1973 Dewan Keamanan PBB, " kata Toner.

Resolusi 1970, diadopsi 26 Februari setelah rezim Kolonel Muamar Gaddafi melancarkan tindakan keras berdarah terhadap pemberontakan pro-demokrasi, memberlakukan larangan-larangan mengenai aset-aset dan perjalanan pada para anggota rezim serta embargo senjata.

Diadopsi pada tanggal 17 Maret resolusi kedua yang berwenang "semua langkah-langkah yang diperlukan" untuk melindungi warga sipil Libya, termasuk serangan udara terhadap angkatan darat Gaddafi dan zona larangan terbang.

Resolusi Dewan Keamanan PBB juga menyerukan agar gencatan senjata segera diwujudkan dan rezim agar mengizinkan bantuan darurat.

Toner mengatakan bahwa Ny.Clinton juga akan melakukan serangkaian pertemuan bilateral, termasuk dengan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, Presiden Giorgio Napolitano, dan diplomat tinggi Italia Frattini.

Philip Gordon, sekretaris asisten untuk urusan Eropa dan Eurasia, dan Jeffrey Feltman, sekretaris asisten untuk urusan Timur Dekat, akan melakukan perjalanan ke ibu kota Italia dengan Ny. Clinton, demikian AFP melaporkan.