London (ANTARA News) - KBRI Tunis kembali mengevakuasi dua warga Indonesia dan tiga wartawan Metro TV untuk meninggalkan Libya dalam suasana konflik bersenjata yang terus memuncak.

Kedua WNI itu masing-masing Juwarni BT Makdori Samir, (40) asal Purworejo dan Aryani BT Wiryo Semadi, (27) asal Indramayu, yang dievakuasi pada Sabtu, melalui pintu perbatasan Ras Jedir.

Sehari sebelumnya, KBRI Tunis menjemput dua  wartawan Indonesia dari MetroTV di Ras Jedir wilayah perbatasan Tunisia-Libya.

KBRI Tunis dalam keterangan persnya yang diterima Antara London, Rabu menyebutkan kedua wartawan MetroTV, reporter Andini Effendi dan kameraman Edward A.R. berada di Tripoli selama tujuh minggu untuk meliput konflik bersenjata di sana.

Kepada staf KBRI Tunis, Andini mengungkapkan kelegaannya dapat terlepas dari suasana konflik dan merasakan kembali alam yang bebas.

Sebelumnya, wartawan Metro TV lainnya, Mahendra Wisnu, juga telah keluar dari Libya. Mahendro masuk ke Tunisia lebih dahulu dibanding dua orang rekannya, yaitu pada 13 April melalui perbatasan Ras Jedir. Ia dijemput oleh staf KBRI Tunis.

Sementara kedua TKW bersyukur karena berhasil keluar dengan selamat setelah melalui hari-hari yang mencekam di Libya, tempat mereka bekerja sebagai TKW.

Aryani mengatakan setiap hari terdengar bunyi tembakan dan meriam. Ketika malam tiba terlihat banyak cahaya di langit yang nampak seperti kembang api.

"Beberapa kali terjadi ledakan besar dari bom yang jatuh tidak jauh dari rumah majikan sehingga membuat kuping sakit sekali," ujar Aryani.

Ketika ditanyakan tentang gajinya yang belum dibayarkan selama 10 bulan sebesar 200 dolar AS per bulan, majikannya, yang berencana akan mengungsi ke Dubai, Uni Emrat Arab, menyatakan akan mengirim gajinya ke Indonesia dari Dubai.

Juwarni menuturkan, suatu ketika, datang sejumlah tentara Libya pro Kadhafi yang mendobrak pintu rumah, lalu memukuli dan menendang majikan saya.

"Saya sangat khawatir tentara-tentara itu akan menyerang penghuni lainnya termasuk saya," ujarnya.