Amman (ANTARA News) - Organisasi yang dilarang, Ikhwanul Muslimin, menyeru warga Suriah untuk turun ke jalan guna menuntut kebebasan, demikian isi deklarasi yang dikeluarkan oleh gerakan itu Kamis.

"Jangan biarkan rezim mengepung rekan-rekan anda. Teriakkan dengan

satu suara untuk kebebasan dan martabat. Jangan biarkan tiran memperbudak anda. Allah Maha Besar," kata deklarasi itu, yang dikirimkan ke Reuters.

Itu adalah pertama kali bahwa Ikhwanul Muslimin, yang pemimpinnya berada di pengasingan, menyerukan secara langsung untuk berdemonstrasi di Suriah sejak demonstrasi pro-demokrasi terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad --yang otokratis meletus enam pekan lalu.

Pasukan keamanan Suriah membunuh sedikitnya 500 warga sipil dalam penumpasan terhadap "pemberontakan demokratis damai", menurut kelompok HAM Suriah, Sawasiah, pada Kamis.

Sawasiah, yang didirikan oleh pengacara HAM Suriah yang dipenjarakan, Mohannad al-Hassani, juga mengatakan ribuan orang Suriah ditangkap dan puluhan yang lain hilang setelah demonstrasi guna menuntut kebebasan politik dan diakhirinya korupsi meletus hampir enam pekan lalu.

"Kami mendesak pemerintah-pemerintah yang beradab mengambil tindakan untuk menghentikan pertumpahan darah di Suriah dan mengendalikan rezim Suriah, serta menghentikan pembunuhan, penyiksaan, pengepungan dan penangkapan yang mereka lakukan," kata Sawasiah.

Menurut dia, rezim Suriah terus melakukan operasi pembunuhan terorganisasi pada rakyatnya sendiri, dengan kekebalan dari hukuman. Pemboman Deraa merupakan kejahatan atas kemanusiaan, kata pernyataan itu, yang merujuk pada penggunaan tank-tank militer untuk menumpas perlawanan di kota Deraa, tempat protes mulai meletus.

Sehari sebelumnya, Rabu (27/4), sebanyak 203 anggota partai Baath --yang berkuasa di Suriah-- mengajukan pengunduran diri sebagai protes atas penumpasan mematikan terhadap pemrotes, sehingga jumlah yang keluar dari partai itu menjadi 233, menurut daftar yang dilihat oleh kantor berita AFP.

Kelompok terakhir yang mengundurkan diri itu adalah para anggota yang berasal dari wilayah Houran, yang mencakup kota bergolak Deraa di Suriah selatan.

Sebelumnya, 30 anggota dari kota Banias, yang dilanda kekerasan di Suriah baratlaut, juga mengundurkan diri.