Tunis (ANTARA News) - Sedikitnya 270 imigran telah hilang di lepas pantai Tunisia setelah sebuah kapal yang menuju ke Italia terbalik, pihak berwenang mengatakan, Kamis.

Militer dan tim penjaga pantai telah mengangkat 570 orang dari kapal yang penuh sesak itu setelah kapal itu kandas dan terbalik di dekat kepulauan Kerkennah di Tunisia, Rabu.

Tapi antara 200 dan 270 orang masih hilang setelah mereka berusaha untuk berebut naik armada kapal pertolongan, kantor berita TAP melaporkan.

Pemerintah mengatakan dua mayat telah ditemukan dari tempat itu sementara tujuh orang terluka dibawa ke rumah sakit di Sfax di Tunisia selatan.

Penjaga pantai mengatakan kapal itu dipenuhi dengan pengungsi dari konflik di tetangganya Libya dan dalam perjalanannya ke pulau Lampedusa di Italia ketika kapal itu kandas.

Kapal itu kandas di sebuah beting sekitar 19 mil laut dari lepas pantai kepulauan itu, dan kemudian terbalik ketika orang-orang berjuang meninggalkan kapal untuk melompat ke kapal penyelamat, kata kantor berita tersebut.

Sekitar 200 orang dari mereka yang diselamatkan telah dibawa ke sebuah kamp pengungsi di Choucha di selatan.

Italia telah menghadapi aliran pengungsi besar-besaran sejak jatuhnya rezim Zine El Abidine Ben Ali pada Januari lalu dan meletusnya kekerasan di tetangganya Libya.

Ribuan imigran telah melarikan diri ke pulai kecil Lampedusa yang terletak di antara Sisilia dan Tunisia.

Italia mengatakan sekitar 40.000 orang telah tiba di pantainya sekak awal tahun ini.

Beberapa kecelakaan kapal telah terjadi, biasanya akibat kapal penuh sesak.

Pada 6 April, sedikitnya 150 pengungsi Somalia dan Eritrea tewas ketika kepal mereka tenggelam setelah meninggalkan Libya.

Pada Rabu, militer Malta menyelamatkan sebuah kapal yang membawa 76 pengungsi yang melarikan diri dari kota Misrata, yang dikepung oleh pasukan yang setia pada pemimpin Libya Muamar Gaddafi.

PBB memperkirakan sekitar 1.200 orang telah tewas atau hilang setelah berupaya untuk melarikan diri dari negara yang dicabik perang itu melalui laut.

Secara keseluruhan, organisasi dunia itu mengatakan sekitar 893.000 orang telah meninggalkan Libya sejak pemberontakan rakyat mulai pada Februari lalu, demikian dilaporkan AFP.