Tentara Yaman |
"Angkatan bersenjata kemarin (Minggu) menggagalkan rencana anggota-anggota yang terkait dengan Al-Qaida untuk melancarkan serangan teroris dengan sasaran instalasi-instalasi vital dan ekonomi di Aden," kata Saba mengutip seorang pejabat militer, lapor AFP.
"Enam dari anggota paling berbahaya jaringan itu yang khusus membuat peledak" ditangkap di pos pemeriksaan militer Al-Alam, sekitar tiga kilometer sebelah timurlaut Aden, kata pejabat itu.
"Detonator dan peralatan komunikasi disita," tambahnya.
Kekhawatiran meningkat mengenai meluasnya aksi militan bersenjata ke kota pelabuhan strategis Aden dari daerah berdekatan Zinjibar, dimana pertempuran berkobar antara orang-orang yang diduga gerilyawan Al-Qaida dan pasukan pemerintah.
Militan bersenjata yang menamakan diri "Pengikut Sharia" menguasai sebagian besar Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan, pada 29 Mei.
Angkatan udara melancarkan serangan terhadap lokasi-lokasi militer dan pemerintah yang dikuasai gerilyawan, kata satu sumber militer, Minggu, dengan menambahkan bahwa "ada sejumlah korban di jajaran musuh".
Sedikitnya 100 prajurit tewas sejak kekerasan di Zinjibar meletus lebih dari tiga pekan lalu, dan 260 orang cedera, kata satu sumber militer sebelumnya pekan ini.
Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Al-Qaida, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun.
Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.
Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).
Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaida memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.
Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.
AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.
Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaida. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.
Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar