FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 27 Juni 2011

Brigjen Ami Ali Hadjizadeh
Teheran (ANTARA News) - Pasukan elite Garda Republik Iran akan melakukan latihan militer, Senin, dengan tembakan rudal-rudal balistik yang berbeda-beda jarak tembaknya, kantor berita negara IRNA melaporkan.

Latihan itu, dengan nama sandi Great Prophet-6, akan dimulai Senin, kata komandan Garda, Jendral Ami Ali Hadjizadeh, seperti dikutip oleh IRNA, lapor AFP. Ia tidak menyebutkan secara khusus berapa lama manuver itu akan berlangsung.

"Rudal-rudal jarak pendek, sedang dan jauh akan ditembakkan, pada khususnya rudal-rudal Khalij-Fars, Sejil, Fateh, Ghiam, serta Shahab-i dan Shahab-2," ia memerinci.

Jenderal itu, yang pasukannya melakukan latihan perang setiap tahun di kawasan Teluk, mengatakan bahwa latihan terakhir itu merupakan "pesan perdamaian dan persahabatan pada negara-negara di kawasan itu".

Pada akhir Mei lalu, Iran mengatakan negara itu telah memperlengkapi Garda Revolusi dengan rudal permukaan-ke-permukaan baru, Qiam-1, yang merupakan buatan dalam negeri dan telah diuji coba pada Agustus tahun lalu.

Iran mengatakan mereka memiliki serangkaian rudal, dan beberapa dari rudal itu mampu menyerang sasaran di dalam negeri Israel dan juga pangkalan-pangkalan Amerika Serikat di Timur Tengah.

Republik Islam itu secara tetap menonjolkan mengenai rudal-rudal yang dikembangkannya, yang memiliki jarak tembak dan kemampuan substansial, tapi para pakar militer Barat menyampaikan keraguan mereka mengenai klaimnya itu.

Program rudal Iran berada di bawah kendali Garda Revolusi.

Program ruang angkasa dan rudalnya telah menimbulkan keprihatinan di Barat, yang mengkhawatirkan Teheran mengembangkan kemampuan balistik untuk meluncurkan senjata bertenaga nuklir, yang mereka duga Iran ingin kembangkan dengan samaran program atom sipilnya.

Iran, yang sedang mendapat tekanan untuk segera kembali ke pembicaraan nuklir dengan enam negara -- AS, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman --, dengan cepat membantah tuduhan Barat itu. Mereka menegaskan, program nuklir dan ruang angkasanya tidak memiliki tujuan militer.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar