Presiden Afganistan, Hamid Karzai |
Zardari, Karzai dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mendiskusikan "cara-cara memerangi terorisme, ekstrimisme dan perdagangan obat bius", kata IRNA.
Sebuah pernyataan yang disiarkan di laman Internet kepresidenan Iran mengatakan ketiga presiden itu "telah menyampaikan keprihatinan mengenai kurangnya keamanan, ekstrimisme dan terorisme yang meningkat, dan menekankan perlunya kerja sama untuk memerangi fenomena tersebut".
Pertemuan puncak tiga pihak itu diadakan di tengah pengumuman oleh Amerika Serikat bahwa negara itu akan mengurangi 33.000 dari kesatuan 99.000 tentaranya di Afghanistan pada akhir musim panas 2012. Sebanyak 10.000 dari pengurangan itu akan dilakukan pada akhir tahun ini.
Beberapa ratus tentara Prancis juga telah ditarik dari Afghanistan belum lama ini, sementara Inggris dan Jerman, yang memiliki kehadiran terbesar di sana setelah AS, juga telah menyatakan keinginan mereka untuk mengurangi kontingen mereka pada akhir tahun ini.
"Rakyat Afghanistan menginginkan kepergian pasukan asing, dan oleh karena itu Iran dan Pakistan dapat memainkan peranan penting untuk menciptakan perdamaian yang dapat bertahan lama di Afghanistan," kata Karzai sebagaimana dikutip oleh laman Internet kepresidenan Iran.
Ahmadinejad setuju bahwa semua tiga negara itu harus "bekerjasama secara dekat dalam urusan keamanan", katanya.
Zardari seperti dikutip menyatakan bahwa Iran, Pakistan dan Afghnanistan harus meningkatkan hubungan dan kerja sama karena semua tiga negara itu "korban utama terorisme dan perang".
Iran selalu menjadi musuh kehadiran pasukan NATO di tetangganya Afghanistan, mengatakan hal itu telah memperkuat kelompok teroris seperti Taliban dan Al Qaida ketimbang melemahkan mereka.
Teheran sendiri telah menderita karena aktivitas kelompok bersenjata Muslim Sunni Jundallah di sekitar perbatasannya dengan Pakistan dan Afghanistan. Jundallah telah dalam daftar AS tentang kelompok teroris tidak sah.
Pada Sabtu, Zardari dan Karzai akan menghadiri konferensi antiterorisme internasional bersama dengan Presiden Sudan Omar al-Bashir, Presiden Irak Jalal Talabani dan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, media Iran melaporkan.
Semua ketiganya telah tiba di ibukota Iran pada Jumat siang untuk pertemuan itu, yang juga akan dihadiri oleh negara lain sebagai pengamat.
Bashir dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional, yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida atau pembasmian etnik di wilayah Darfur, tempat konflik berdarah telah berkobar selama delapan tahun.
Iran, yang berada dalam daftar negara sponsor terorisme AS, secara tetap menuduh Israel dan AS merencanakan serangan teroris terhadap wilayahnya.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar