FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 13 Juni 2011

7 Orang Tewas Dalam Kekerasan di Irak

Baghdad (ANTARA News) - Serangan-serangan di Baghdad dan Irak utara hari Minggu menewaskan tujuh orang, termasuk tiga orang yang tewas dalam dua ledakan bom ketika mereka sedang bermain sepak-bola, kata beberapa pejabat keamanan.

Tiga pemuda tewas dan 14 lain cedera dalam dua ledakan bom pinggir jalan ketika mereka bermain sepak-bola di daerah Jihad, Bahgdad selatan, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri yang menolak disebutkan namanya.

Di kota Baquba, Irak tengah, 60 kilometer sebelah timurlaut Baghdad, tiga polisi tewas dan empat orang cedera ketika orang-orang bersenjata tak dikenal menembaki sebuah pos pemeriksaan, kata kantor pusat operasi kota itu yang mengangani permasalahan keamanan.

Di Qaiyara, 230 kilometer sebelah utara ibu kota di provinsi Nineveh, seorang polisi tewas dan seorang lagi cedera ketika sebuah bom pinggir jalan meledak, kata seorang polisi setempat.

Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi beberapa bulan menjelang penarikan penuh pasukan AS.

Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.

Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April saja, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.

Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.

Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.

Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.

Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.

Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu, demikian AFP melaporkan. 


Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar