Presiden Suriah, Bashar al-Assad |
Namun pernyataannya dikutuk oleh pegiat prodemokrasi yang berikrar "revolusi" --yang kini memasuki bulan keempat-- harus terus dilancarkan.
Wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan, "Yang penting sekarang adalah tindakan, bukan perkataan. Pidato cuma rangkaian kata."
Menteri luar negeri Eropa sepakat untuk meningkatkan sanksi terhadap presiden yang dilanda masalah tersebut sehubungan dengan penindasan pemerintahnya atas pemrotes. Sebagian menteri luar negeri Eropa menyeru dia melakukan pembaruan atau "mundur".
Bashar mengakui di dalam pidatonya melalui televisi Suriah telah mencapai "titik perubahan" tapi mengatakan dialog dapat mengarah kepada undang-undang dasar baru dan mengakhiri hampir lima dasawarsa dominasi partai Baath, hal tersebut merupakan tuntutan utama pemrotes.
"Kami dapat mengatakan dialog nasional adalah slogan tahap berikut," kata Bashar sebagaimana dilaporkan AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa. "Dialog nasional dapat mengarah kepada perubahan Konstitusi atau Konstitusi baru."
Pembaruan adalah "komitmen total demi kepentingan bangsa" kata Bashar, di dalam pidato ketiganya kepada rakyat Suriah sejak protes dimulai pada pertengahan Maret.
Bashar menyampaikan belasungkawa kepada keluarga "syuhada", yang gugur dalam kerusuhan yang melanda negeri itu, tapi mengatakan "takkan ada pembangunan tanpa kestabilan, takan ada pembaruan dalam menghadapi sabotase dan kekacauan".
"Kami membuat perbedaan antara mereka (yang menyampaikan keluhan sah) dan penyabot, yang mewakili sekelompok kecil orang yang telah berusaha mengeksploitasi i`tikad baik rakyat Suriah guna mencapai tujuan mereka," katanya.
Namun Nuland menuduh pemerintah Suriah "mendukung dirinya melalui penindasan, korupsi dan ketakutan" dan membantah tuduhan Bashar bahwa gerakan protes itu adalah perbuatan penghasut dari luar negeri.
"Kami tak bisa menerima itu," kata wanita juru bicara Departemen Luar Negeri AS tersebut.
Saksi mata dan pegiat oposisi mengatakan pidato Bashar diikuti oleh protes di banyak bagian Suriah, termasuk di kota Aleppo di bagian utara, dan di wilayah Suriah tengah --Homs serta Hamad-- dan di pinggir kota Damaskus, ibu kota Suriah.
"Pemrotes mengutuk pidato itu yang mencap mereka sebagai penyabot, ekstremis," kata pemimpin Pengawas Urusan Hak Asasi Manusia Suriah, yang berpusat di London, Inggris, Rami Abdel Rahman, kepada AFP melalui telefon.
Sebanyak 60 pemrotes ditangkap di Aleppo selama 24 jam belakangan, katanya.
Kelompok Abdel Rahman menyatakan kerusuhan sejauh ini telah menewaskan 1.310 orang dan 341 anggota pasukan keamanan.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar