FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 20 Juni 2011

Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sejumlah jet tempur Pakistan menggempur sebuah markas militan di kawasan suku di perbatasan Afghanistan, menewaskan 25 gerilyawan, kata militer, Minggu.

Tentara Pakistan, pasukan paramiliter dan angkatan udara meluncurkan operasi bersama untuk "menghalau teroris dari Walidad" di distrik baratlaut Mohmand, Sabtu, katanya.

"Operasi darat didahului dengan serangan-serangan tepat oleh pesawat Angkatan Udara Pakistan terhadap posisi dan bunker teroris," kata militer.

"Setelah pertempuran lama, pasukan bisa mengamankan Walidad Top dan daerah-daerah pegunungan sekitarnya dan berhasil membunuh 25 teroris, dan gerilyawan yang tersisa melarikan diri ke seberang perbatasan," katanya.

Empat prajurit tewas dan delapan lain cedera, tambah pernyataan itu.

Beberapa pejabat setempat mengatakan sebelumnya, tiga prajurit tewas dan sedikitnya 13 lain cedera ketika puluhan gerilyawan Taliban menyerbu sebuah pos pemeriksaan di kawasan dekat perbatasan Afghanistan itu.

Serangan menjelang fajar itu dilakukan di desa Baizai Mohmand yang menghadap provinsi Kunar, Afghanistan timur, kata kepala pemerintah daerah Maqsood Hussain kepada AFP.

"Militan, yang diperkirakan berjumlah lebih dari 50 orang dan membawa persenjataan berat dan ringan, menyerang pos Walidad Kor, menyulut tembak-menembak yang berlangsung sekitar satu jam," katanya.

Mohmand adalah satu dari tujuh distrik di kawasan suku semi-otonomi dimana Taliban dan gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida seringkali menyerang polisi, aparat keamanan dan pejabat pemerintah.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaida melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam serangan rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan. 


Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar