FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Kamis, 09 Juni 2011

30 Mayat Ditemukan di Sekitar Ibu Kota Yaman

Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh
Sanaa (ANTARA News) - Sekitar 30 mayat ditemukan Rabu di daerah-daerah sekitar ibu kota Yaman, Sanaa, yang dilanda bentrokan-bentrokan sengit pekan lalu antara orang suku oposisi dan pasukan yang setia pada Presiden Ali Abdullah Saleh, kata beberapa saksi.

Korban-korban tewas itu ditemukan ketika orang bersenjata yang mendukung pemimpin suku Sheikh Sadiq Ahmar menyerahkan bangunan-bangunan pemerintah yang mereka kuasai selama pertempuran yang menewaskan hampir 140 orang sejak 23 Mei.

Sepuluh mayat ditemukan di kantor polisi distrik Al-Hassaba, Sanaa utara, dimana suku Ahmar bermarkas, kata saksi-saksi itu.

Mayat-mayat lain ditemukan di jalan-jalan belakang dekat rumah pemimpin suku tersebut, tambah mereka.

Beberapa sumber suku mengatakan, 18 mayat lain ditemukan Arhab, 30 kilometer sebelah utara Sanaa. Korban-korban tewas itu mencakup 12 anggota pasukan elit Garda Republik, yang dipimpin oleh putra Saleh, Ahmed.

Bangunan-bangunan pemerintah itu diserahkan kepada tim penengah yang beranggotakan para calon perwira, setelah gencatan disepakati sesuai dengan permintaan Wakil Presiden Abdrabuh Mansur Hadi.

Hadi menggantikan Saleh yang saat ini tidak berada di istana setelah pemimpin kawakan itu terluka dalam ledakan ketika ia melaksanakan sholat di sebuah masjid di dalam kompleks kepresidenan pada Jumat.

Saleh dibawa ke Arab Saudi pada Sabtu malam untuk memperoleh perawatan setelah serangan di istana kepresidenannya, namun tidak mengundurkan diri.

Kelompok suku yang setia pada pemimpin oposisi kuat Sheikh Sadiq al-Ahmar terlibat dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah di Sanaa setelah Saleh menolak menandatangani perjanjian transisi yang ditengahi negara-negara Teluk.

Perjanjian yang telah ditandatangani oposisi itu menetapkan Saleh meninggalkan kekuasaan dalam waktu 30 hari, dan sebagai imbalannya, ia akan memperoleh kekebalan dari penuntutan.

Saleh, yang telah berkuasa selama 33 tahun, menghadapi protes sejak Januari untuk menuntut pengunduran dirinya, yang disambut dengan tindakan keras aparat keamanan.

Demonstrasi di Yaman sejak akhir Januari yang menuntut pengunduran diri Saleh telah menewaskan ratusan orang.

Dengan jumlah kematian yang terus meningkat, Saleh, sekutu lama Washington dalam perang melawan Al-Qaida, kehilangan dukungan AS.



Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar