FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Sabtu, 18 Juni 2011

Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Vietnam pada Jumat bersama-sama menyerukan kebebasan navigasi dan menolak penggunaan kekerasan di Laut China Selatan, di tengah ketegangan membara antara Beijing dan negara-negara tetangganya.

Setelah pembicaraan di Washington, dua mantan musuh perang itu mengatakan bahwa "pemeliharaan perdamaian, keamanan stabilitas, dan kebebasan navigasi di Laut China Selatan adalah kepentingan umum komunitas internasional."

"Semua perselisihan teritorial di Laut China Selatan harus diselesaikan melalui proses kolaboratif diplomatik tanpa paksaan atau penggunaan kekuatan," kata dua negara dalam satu pernyataan bersama, lapor AFP.

Perselisihan telah berkobar dalam beberapa pekan terakhir di Laut China Selatan, dengan Vietnam mengadakan latihan militer peluru tajam setelah menuduh kapal-kapal China menyeruduk satu kapal survei minyakbya dan memotong kabel-kabel eksplorasi satu sama lain.

China sendiri menggelar latihan militer tiga hari di Laut China Selatan, yang menurut media pemerintah setempat bertujuan untuk meningkatkan kekuatan patroli maritim lepas pantainya.

"Pihak AS menegaskan bahwa insiden-insiden itu mengganggu dalam beberapa bulan terakhir dan tidak mendorong perdamaian serta stabilitas di kawasan ini," kata pernyataan itu.

Dikatakan bahwa insiden tersebut "meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan maritim, khususnya berkaitan dengan kebebasan navigasi, pembangunan ekonomi tanpa hambatan dan perdagangan dalam kondisi memenuhi kepatuhan hukum, dan menghormati hukum internasional."

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam sambutannya pada kunjungan ke Vietnam Juli 2010 yang mengawasi ketat situasi di Asia, mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki kepentingan nasional yang vital dalam kebebasan navigasi di Laut China Selatan.

China dan Vietnam masing-masing mengklaim Kepulauan Paracel dan kepulauan Spratly yang strategis.

China telah menyengketakan wilayah laut yang berpotensi kaya sumber daya dengan beberapa negara termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei.

Filipina mengatakan Jumat bahwa pihaknya mengirimkan kapal-kapal angkatan laut andalannya ke perairan yang disengketakan itu.

Di tengah ketegangan, China mengatakan Selasa bahwa mereka tidak akan menggunakan kekuatan di Laut China Selatan dan mendesak negara-negara lain untuk "berbuat lebih banyak untuk perdamaian
dan stabilitas di kawasan tersebut."


Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar