FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 20 Juni 2011

Pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
Benghazi, Libya (ANTARA News) - Pemberontak Libya, Ahad (19/6), membantah mereka terlibat perundingan dengan pemerintah Muamar Gaddafi dan mengatakan bantuan keuangan akan tersedia dalam beberapa hari mendatang.

Utusan Rusia Mikhail Margelov, Sabtu, mengatakan di Tunisia bahwa pemerintah Gaddafi telah melancarkan banyak kontak dengan oposisi Libya dan kedua pihak akan menyelenggarakan perundingan di negara tetangga Libya, Tunisia.

"Tak ada perundingan antara Dewan Peralihan Nasional (NTC) dan siapa pun dari anggota rejim Gaddafi," kata juru bicara bagi kelompok pemberontak, NTC, Abdel Hafeedh Ghoga pada satu taklimat di kubu pemberontak Benghazi, Ahad.

"Kami tak menolak penyelesaian politik apa pun. Satu-satunya syarat yang kami ajukan ialah penyelesaian takkan meliputi Gaddafi dan anak-anaknya," kata Ghoga.

Pemerintah Libya, yang dipimpin Muammar Gaddafi, juga telah membantah pernyataan pemberontak yang menyatakan kedua pihak telah melakukan perundingan.

Sementara itu, kepala perminyakan pemberontak Libya Ali Tarhouni, Sabtu (18/6), menuduh negara Barat gagal menepati janji mereka untuk mengirim bantuan keuangan, dan berkeras NTC menghadapi krisis keuangan setelah berbulan-bulan pertempuran melawan tentara Gaddafi.

"Setakat ini, kami belum menerima sepeser pun uang yang dijanjikan," kata Ghoga. Tapi "mekanisme keuangan telah ditetapkan, dan kami optimistis uang tersebut, yang berjumlah 3,5 miliar dolar AS, akan tersedia dalam beberapa hari mendatang".

"Kami yakin mekanisme itu akan dilaksanakan," ia menegaskan.

Pada Sabtu, organisasi internasional menyerukan dilancarkannya satu proses politik untuk mengakhiri konflik di Libya, negara yang dihantam serangan udara NATO.

Organisasi dunia termasuk PBB, Uni Eropa dan Liga Arab bertemu di Kairo, Mesir, untuk membicarakan konflik Libya dan menekankan perlunya satu penyelesaian politik di negara Afrika utara itu.


Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar