FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Rabu, 01 Juni 2011

Prancis Akan Tempatkan Helikopter di Libya

Gerard Longuet
Paris (ANTARA News/Reuters) - Menteri Pertahanan Prancis Gerard Longuet pada Selasa menyatakan penempatan helikopter di Libya dapat segera terwujud.

Saat ditanya tentang waktu dalam paparan media di Paris, Longuet mengatakan kepada kantor berita Inggris Reuters bahwa ia tidak dapat mengatakan tepat bila itu terjadi, namun menambahkan, "Dalam perkara apa pun, sangat cepat."

Penggunaan helikopter tempur, yang lebih rentan terhadap pertahanan darat daripada jet, yang digunakan sejauh ini, dirancang untuk mempercepat penggulingan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, setelah serangan udara dari ketinggian lebih jauh, yang dimulai pada Maret.

Inggris dan Prancis melancarkan sebagian besar serangan udara pasukan persekutuan tersebut dalam melawan pasukan Gaddafi.

Telah banyak dilaporkan bahwa Inggris akan mengikuti Prancis dalam mengirim helikopter tempur untuk bergabung dengan upaya Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melawan Gaddafi dan melindungi warga di kota kekuasaan pemberontak terkepung Misrata.

NATO menyatakan telah sangat mengurangi kemampuan tentara Gaddafi dengan serangan udara dari pesawat tempur, tapi helikopter akan membantu persekutuan itu menyerang kemampuan penguasa tersebut, yang tersembunyi di perkotaan.

NATO berencana menggunakan helikopter tempur di Libya untuk membantu memecahkan kebuntuan tentara dengan pasukan Muammar Gaddafi, kata sumber diplomatik Prancis pada pekan terahir Mei.

Kelangsungan penembakan terhadap pos terdepan kota dikuasai pemberontak, Misrata di barat, menggambarkan tingkat masalah, yang dihadapi pasukan pemberontak dan NATO.

Pemberontak menyatakan pasukan Gaddafi berusaha maju ke kota terkepung lama di bawah tembakan roket dan mortir.

Harian Prancis "Le Figaro" melaporkan bahwa 12 helikopter, yang dapat melancarkan serangan dekat lebih cermat terhadap pasukan Gaddafi dan sasaran lain daripada pesawat sayap tetap, dikirim ke Libya dengan kapal perang Prancis Tonnerre pada 17 Mei.

Menurut sumber "Le Figaro", pasukan khusus Prancis, yang telah bergerak di Libya untuk membantu mengenali sasaran untuk pesawat NATO sejak awal serangan udara, sekarang dapat diperkuat dan dikerahkan untuk memandu serangan helikopter.

Penggunaan helikopter, sementara akan memungkinkan pasukan NATO melancarkan serangan lebih dekat dan lebih cermat, akan menimbulkan bahaya tambahan untuk NATO.

Helikopter akan terbang lebih rendah dan lebih rentan daripada pesawat, yang terbang jauh di atas senjata pertahanan udara.

Kejatuhan helikopter dapat menarik pasukan darat ke dalam upaya penyelamatan.

Perdana Menteri David Cameron pada Kamis menyatakan, Inggris belum memutuskan pengiriman helikopter tempur Apache untuk menyasar pasukan pemimpin Libya Moamar Gaddafi.

Sumber "Le Figaro" menyatakan langkah tersebut tidak dapat dianggap sebagai bagian dari siasat menggunakan pasukan darat dalam kemelut itu, yang sekarang dalam bulan keempat.

Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa "memungkinkan" NATO menyerang pasukan Gaddafi dalam membela warga, tapi secara nyata tidak termasuk pendudukan oleh tentara dalam bentuk apa pun.

Pengecamnya, seperti, Rusia, menuduh NATO melampaui amanat mereka dalam melancarkan upaya tertata untuk memaksa kekuasaan 41 tahun Gaddafi berahir.

Partai berkuasa di Afrika Selatan pada Minggu mengutuk pemboman Libya, dalam pernyataan menjelang kunjungan Presiden Jacob Zuma ke Tripoli untuk pembicaraan dengan orang kuat Moamar Gaddafi.

Ketua Afrika Bersatu Teodoro Obiang Nguema mengutuk campur tangan tentara asing di Pantai Gading dan Libya, dengan mengatakan bahwa Afrika harus dibolehkan mengelola urusannya.

0 komentar:

Posting Komentar